Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRIN Bakal Revitalisasi Instalasi Nuklir Tahun Depan, Kerek Produksi Isotop

Revitalisasi instalasi nuklir bertujuan untuk meningkatkan produksi isotop dalam negeri.
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)./Istimewa
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan melakukan revitalisasi instalasi nuklir pada 2024 mendatang.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan produksi isotop dalam negeri.

“Jadi mulai tahun depan ya, 2024 itu kita akan melakukan revitalisasi instalasi nuklir kita untuk meningkatkan produksi isotop dalam negeri,” katanya usai acara Highlight Riset dan Inovasi 2023 di Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat pada Kamis (28/12/2023).

Handoko menjelaskan selain sebagai proyeksi riset nuklir utama pada tahun depan, hal ini dilakukan karena kebutuhan akan isotop terbilang tinggi.

“Karena isotop itu kebutuhannya sangat tinggi dan saat ini sebagian besar masih gitu, padahal kita punya potensi untuk bahkan mengeksplor isotop,” lanjutnya.

Selain itu, dia menyebut bahwa BRIN juga berfokus dalam pemakaian teknologi nuklir untuk kesehatan dan pengawetan makanan.

Dalam bidang kesehatan, teknologi nuklir salah satunya juga dimanfaatkan untuk sterilisasi bermacam alat kesehatan, seperti jarum suntik dan lain sebagainya.

“Kesehatan itu termasuk untuk sterilisasi alat kesehatan ya, misalnya jarum suntik dan sebagainya. Dan kami sudah menyediakan satu kawasan khusus untuk teknologi nuklir untuk aplikasi medis dan industri, yang di Pasar Jumat,” pungkas Handoko.

Selain untuk bidang kesehatan dan pangan, BRIN sempat menyebut bahwa teknologi nuklir dapat dimanfaatkan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). BRIN merencanakan pembangunan PLTN di Indonesia pada pertengahan dekade 2030-an mendatang. 

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin menyampaikan saat ini pemerintah sedang mengolah data, serta telah mengerucutkan untuk melakukan pembangunan mulai 2030.

"Ini masih dalam pembicaraan oleh berbagai pihak yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Datanya saat ini sudah mengerucut ke tahun 2030-an, hanya saja tidak tahu 2030 awal atau akhir, karena belum final," katanya di Jakarta pada Jumat (13/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper