Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Rabi Warren Goldstein dari Afrika Selatan menuduh Paus Fransiskus melakukan “pasifisme primitif” dan mengulangi dosa Paus Pius XII selama Holocaust karena memberikan isyarat mendukung Hamas daripada Israel.
Goldstein meminta kepada Paus Fransiskus untuk segera bertaubat atas sesuatu yang dirinya pandang sebagai dosa.
Seperti diketahui, pada 23 November 2023 lalu, Paus Fransiskus dilaporkan menyebut genosida di Gaza saat bertemu warga Palestina di tengah agresi Israel ke negara tersebut.
Pengajar di Bethlehem Bible College, Shireen Awwad Hilal, mengatakan pemimpin agama itu memakai term genosida selama bertemu delegasi Palestina yang punya kerabat di Gaza.
"Saat kami berbagi cerita soal keluarga yang menjadi korban, dia mengatakan 'saya melihat genosida. Dia kemudian berujar, "Sangat jelas, kata Genosida bukan muncul dari kami. Itu keluar dari Yang Mulia Paus Fransiskus," ujar Hilal, dikutip Middle East Eye.
Namun ternyata hal tersebut membuat marah seorang Rabi alias pimpinan umat Yahudi dari Afrika Selatan tersebut.
Baca Juga
Goldstein membuat pernyataan tersebut dalam sebuah esai video yang diposting pada hari Selasa, 19 Desember 2023 kemarin.
Dilansir dari Newsmax, ia lebih lanjut mengatakan bahwa Paus Fransiskus “secara diam-diam berkolusi dengan kekuatan jahat yang berusaha memusnahkan orang-orang Yahudi.”
Goldstein juga menuduh bahwa Paus Fransiskus telah mengambil pendekatan yang sama terhadap konflik di Timur Tengah seperti yang dilakukan Paus Pius XII terhadap Nazi selama Perang Dunia II.
Seperti diketehui, Pius dituduh berdiam diri sementara 6 juta orang Yahudi Eropa dimusnahkan oleh Nazi. Meski demikian, gagasan ini sudah dikecam oleh banyak orang, baik Katolik maupun Yahudi, sebagai sebuah kebohongan.
Vatikan pada awal tahun 2020 membuka segudang dokumen rahasia dari era Pius untuk menjelaskan pemerintahannya, masalah ini masih menjadi bahan perdebatan ilmiah.
Sejarawan David Kertzer menulis sebuah buku, "The Pope at War: The Secret History of Pius XII, Mussolini, and Hitler," berdasarkan dokumen-dokumen tersebut.
Dalam sebuah wawancara pada tahun 2022, Kertzer mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa Pius bukanlah "Paus Hitler" atau seorang pemimpin yang melakukan segala daya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi selama perang.
"Saya pikir tidak ada satupun yang benar-benar akurat. Keduanya ekstrem," kata Kertzer kepada PBS "Newshour."