Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis 11 nama panelis debat kedua Pilpres 2024 khusus calon wakil presiden (cawapres) yang akan berlangsung pada Jumat (22/12/2023) malam ini.
Pada debat malam para cawapres akan beradu argumentasi mengenai tema Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi, Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
Dari 11 nama panelis yang dirilis KPU, terdapat lima nama yang memiliki background sebagai seorang ekonom. Berikut profil kelimanya.
Adhitya Wardhono (Ekonom dan Pengajar FEB Universitas Jember)
Adhitya merupakan ekonom yang sekaligus mengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember. Konsentrasi keahliannya merupakan ekonomi moneter.
Adhitya meraih gelar sarjana di Universitas Jember. Sementara pendidikan magisternya ditempuh di Universitas Jember sekaligus Philipps University Marburg, Jerman. Dia kembali melanjutkan pendidikan doktor di Georg-August University of Goettingen, Jerman.
Agustinus Prasetyantoko (Ekonom dan Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 2015-2023)
Agustinus merupakan ekonom yang juga menjabat Rektor Universitas Katolik Indonesia Alma Jaya 2015-2023. Bidang keahliannya merupakan ekonomi sains.
Baca Juga
Agustinus menempuh jenjang sarjana di Universitas Gadjah Mada (1997). Dia melanjutkan pendidikan magister di Lille University of Science and Technology, Prancis (2002). Pendidikan doktoralnya ditempuh di Ecole Normale Superieure de Lyon, Prancis (2008).
Hendri Saparini (Pendiri dan Ekonom CORE Indonesia)
Hendri merupakan tokoh perempuan yang dikenal sebagai pendiri dan ekonom CORE Indonesia. CORE sendiri merupaka merupakan akronim dari Center of Reform on Economics.
Core merupakan lembaga think-tank independen yang fokus pada penelitian dan konsultasi di bidang ekonomi, industri, perdagangan, pembangunan wilayah dan kebijakan publik.
Pada 2016-2019, Hendri diketahui pernah menjadi bawahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menjadi anggota Komite Ekonomi Industri Nasional.
Dia pernah menjadi komisaris utama PT. Telkom Indonesia Tbk. (2014-2019). Perempuan kelahiran 16 Juni 1964 ini juga pernah menjadi Anggota Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah OJK.
Tauhid Ahmad (Direktur Eksekutif INDEF dan Dosen FEB Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta)
Tauhid merupakan Direktur Eksekutif INDEF sekaligus Dosen FEB Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
INDEF sendiri adalah lembaga riset independen dan otonom yang berdiri pada Agustus 1995 di Jakarta. Aktivitas INDEF diantaranya melakukan riset dan kajian kebijakan publik, utamanya dalam bidang ekonomi dan keuangan.
Dikeetahu sesifikasi keahlia Tauhid adalah pada bidang keuangan negara dan moneter, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, serta pertanian, industri dan perdagangan internasional.
Poppy Ismalina (Associate Professordi Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM)
Poppy merupakan Associate Professor di Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unibersitas Gadjah Mada. Dia punya minat ke ekonomi hijau hingga pembangunan ekonomi lokal.
Anggota EuroSEAS Internasional dan Indonesian Economists Association (ISEI) ini meraih sarjana ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (1995); master bidang ekonomi pembangunan dari Australian National University; dan gelar PhD dari University of Groningen Netherlands.