Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Israel mengklaim telah menemukan terowongan terbesar Hamas di dekat perbatasan Gaza, pada Senin (18/12/2023).
Kepala juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan terowongan besar tersebut dirancang untuk dilewati mobil-mobil pejuang militan dari Gaza sampai ke perbatasan.
Salah satu tujuan serangan Israel ke Jalur Gaza selama ini adalah untuk meruntuhkan atau melumpuhkan ratusan kilometer lorong bawah tanah dan bunker yang dibuat oleh Hamas.
Salah satu lokasi yang diserbu Hamas adalah perbatasan Erez antara Gaza dan Israel. Lokasi tersebut hanya 100 meter di selatan pos pemeriksaan.
Tersembunyi di Bukit Pasir
Melansir Reuters, lokasinya tersembunyi di dalam bukit pasir. Militer Israel menunjukkan titik keluar dari proyek andalan Hamas itu.
Terowongan tersebut membentang secara diagonal hingga kedalaman 50 meter, kemudian diperluas hingga memiliki tinggi dan lebar yang relatif 3 meter (10 kaki), dengan perlengkapan listrik.
Baca Juga
Hagari memperkirakan panjang terowongan itu adalah 4 km (2,5 mil) cukup untuk mencapai bagian Utara Kota Gaza, yang pernah menjadi jantung pemerintahan Hamas, yang sekarang sudah hancur.
"Itu adalah terowongan terbesar yang kami temukan di Gaza yang dimaksudkan untuk menargetkan penyeberangan (Erez). Jutaan dolar diinvestasikan dalam terowongan ini. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun terowongan ini. Kendaraan bisa melewatinya," katanya.
Terowongan Raksasa
Umumnya terowongan yang diperlihatkan kepada media oleh militer Israel setelah penemuan, berukuran sempit dan rendah, dirancang untuk pergerakan satu barisan orang-orang bersenjata dengan berjalan kaki.
Namun, terowongan yang ditunjukkan oleh Hagari tersebut memiliki poros terjun secara vertikal ke bawah, yang menurutnya merupakan bagian dari terowongan yang lebih luas.
Terowongan tersebut menjadi tantangan bagi para insinyur Israel, karena khawatir terowongan tersebut dapat menyembunyikan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Penemuan terowongan tersebut telah memperlambat serangan yang menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina dan telah membuat khawatir banyak negara di dunia.