Bisnis.com, JAKARTA – Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menilai bahwa target penurunan kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024 sulit untuk direalisasikan.
Sekretaris Eksekutif TNP2K Suprayoga Hadi menilai bahwa penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 1,12% menjadi 0% tersebut dianggap tidak realistis dan sulit untuk tercapai.
"Kalau nol koma nol jelas impossible. Jadi memang kita antara 0,5 sampai 0,7 (persen)," ujarnya di kantor Sekretariat Wakil Presiden, Kamis (14/12/2023).
Lebih lanjut, Yoga menilai apabila menilik terhadap data-data sebelumnya, maka tren penurunan kemiskinan ekstrem biasanya hanya mencapai satu persen.
"Kalau lihat dari trennya dari 2,04 [Maret 2022] tahun lalu menjadi 1,12 [Maret 2023] turunnya hanya hampir satu persen," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia melanjutkan bahwa untuk mencapai target kemiskinan nasional, dibutuhkan upaya yang lebih intens dari sisi Pemerintah, termasuk dalam pelibatan pelaku dan mitra non-pemerintah melalui pendekatan kolaboratif dan kemitraan pentahelix.
Baca Juga
Hal ini perlu disikapi secara khusus yang tidak business as usual, apalagi dengan memperhatikan proyeksi inflasi pada 2023, maka tingkat kemiskinan nasional pada 2024 diperkirakan berkisar antara 9,17-9,34%.
Sementara, untuk tingkat kemiskinan nasional tercatat mencapai 9,36% berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023. Adapun, target RPJMN 2020-2024 adalah 6,5%-7,5%.
"Untuk kemiskinan nasional luar biasa besar tantangannya karena menurunkan dalam satu tahun 1,8 persen, karenanya pemerintah bekerja ekstra," pungkas Suprayoga.