Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa terpecah (OSCE) dalam pertemuan tahunan para menteri luar negeri yang berlangsung pada Kamis (30/11/2023).
Melansir Reuters, perpecahan itu dipicu karena negara-negara Baltik dan Ukraina menolak untuk hadir karena kehadiran Sergei Lavrov.
OSCE yang beranggotakan 57 negara adalah penerus organisasi era Perang Dingin oleh negara-negara Soviet dan Barat, namun kini sebagian besar dilumpuhkan oleh penggunaan hak veto yang dimiliki masing-masing negara.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya pada saat yang sama berupaya menjaga OSCE tetap hidup dan meminta pertanggungjawaban Rusia atas invasi mereka ke Ukraina.
Mereka hadir sambil mengecam tindakan Moskow – sebuah sikap yang tidak disetujui oleh beberapa sekutu terdekat Ukraina.
“Bagaimana Anda bisa berbicara dengan seorang agresor yang melakukan genosida, agresi penuh terhadap negara anggota lainnya, Ukraina?” ujar Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna kepada wartawan pada hari Rabu (29/11/2023) di Brussels saat menghadiri pertemuan NATO.
Estonia, Lituania, dan Latvia berpihak pada Ukraina dalam masalah ini.
Kantor berita Rusia Tass melaporkan Lavrov tiba di Skopje pada hari Rabu (29/11/2203) setelah penerbangan memutar selama lima jam menghindari wilayah udara negara-negara yang melarang pesawat Rusia.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan dia memahami kegelisahan Lavrov yang menghadiri pertemuan di Skopje, Makedonia Utara. Namun, dia mengatakan ini adalah kesempatan bagi Lavrov untuk mendengar kecaman luas atas perang Rusia di Ukraina.
“Keputusan Anda untuk mengizinkan Lavrov berpartisipasi sejalan dengan tujuan kita bersama untuk menjaga multilateralisme tetap hidup,” kata Borrell kepada Perdana Menteri Makedonia Utara Dimitar Kovacevski pada konferensi pers bersama di Skopje.
“Lavrov perlu mendengar lagi, dari semua orang, mengapa Rusia dikutuk dan dikucilkan,” kata Borrell.
Kemudian dia bisa kembali ke Kremlin dan melapor kepada pimpinan Kremlin, tambahnya.
Estonia sedianya akan mengambil alih kepemimpinan OSCE yang bergilir setiap tahun, namun Rusia memblokirnya selama berbulan-bulan. Kesepakatan menit-menit terakhir bagi Malta yang netral untuk mengambil alih kepemimpinan harus disetujui secara resmi pada pertemuan hari Kamis (30/11/2023) dan Jumat (1/12/2023).