Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usung Citra "Gemoy", Seberapa Mirip Gaya Kampanye Prabowo dengan Bongbong Marcos?

Belakangan muncul teori yang mengatakan jika gaya kampanye Prabowo Subianto mirip dengan Bongbong Marcos.
Prabowo dan Bongbong Marcos
Prabowo dan Bongbong Marcos

Bisnis.com, SOLO - Belakangan muncul teori yang mengatakan jika gaya kampanye Prabowo Subianto mirip dengan Bongbong Marcos.

Teori ini viral setelah Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Surya Tjandra mengatakan demikian pada acara yang ditayangkan di YouTube beberapa waktu lalu.

"Model-model kampanye yang mirip-mirip dengan kasus di Filipina. Bongbong Marcos yang anaknya Ferdinand Marcos, otoritarian semacam orde baru dulu, bisa come back karena memanipulasi," kata Surya

Sebagai informasi, Bongbong Marcos adalah anak dari diktator Filipina, Ferdinand Marcos. Ferdinand berkuasa selama 21 tahun dan dianggap otoriter.

Pada dasarnya, Ferdinand Marcos juga kerap mendapatkan pujian karena capaiannya selama menjabat sebagai Presiden Filipina sejak 1965-1986.

Banyak yang memujinya atas proyek-proyeknya yang bertahan hingga hari ini, termasuk Pusat Kebudayaan Filipina dan jembatan antar pulau terpanjang di negara itu. 

Namun Time menulis bahwa pemerintahannya selama dua dekade juga dirusak oleh pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran, korupsi, dan pencurian uang negara.

Dia digulingkan pada tahun 1986 melalui pemberontakan rakyat, Revolusi Kekuatan Rakyat dan keluarga Marcos melarikan diri ke Hawaii.

Bongbong Marcos ikut Pilpres Filipina 2022 dan menang

Setelah "dinasti Marcos" hilang selama satu dekade lebih, Bongbong Marcos kembali ikut dalam Pilpres Filipina.

Pada tahun 2021, Bongbong Marcos mengumumkan bahwa ia akan ikut mencalonkan dirinya dalam pemilu presiden tahun 2022, melalui partai Partido Federal ng Pilipinas (PFP).

Hasilnya Bongbong Marcos menang telak dan kini dirinya menjabat sebagai Presiden ke-17 Filipina saat ini.

Strategi kampanye Bongbong Marcos

Dalam beberapa tahun terakhir sebelum dirinya akhirnya menang dan jadi Presiden, keluarga Marcos telah memanfaatkan kekuatan media sosial untuk lebih menyusun kembali narasi tentang cap otoriter yang diberikan kepada ayahnya dulu.

Profesor ilmu politik Julio C. Teehankee di Universitas De La Salle di Manila mengatakan bahwa Bongbong dan seluruh keluarga Marcos telah mengadaptasi jaringan dukungan dan kekayaan besar Marcos Sr. untuk menciptakan negara yang “berminyak” dan “dibiayai dengan baik” kampanye media sosial.

Lebih dari seperlima warga Filipina hidup di bawah garis kemiskinan, sementara kekayaan terkonsentrasi di kalangan pengusaha dan keluarga politik.

Dilansir dari Time, Laporan pada tahun 2018 dari sebuah lembaga pemikir yang dikelola negara memperkirakan hanya sekitar 1,4% populasi yang berpenghasilan tinggi, diperkirakan mencapai $43.400 atau lebih setiap tahunnya.

Inilah yang kemudian dimanfaatkan Bongbong Marcos untuk membuat citra baru bagi dirinya dan keluarganya.

Faktor lainnya adalah usia pemilih. Sekitar 56% dari 65,7 juta pemilih terdaftar berusia di bawah 40 tahun, artinya mereka tidak dilahirkan pada masa pemerintahan Marcos Sr., atau terlalu muda untuk mengingat ke-otoriteran ayahnya.

Ini jugalah yang pada akhirnya digunakan oleh Bongbong Marcos sebagai salah satu strategi kampanyenya.

Seberapa mirip strategi Prabowo dengan Bongbong Marcos? ada di halaman selanjutnya...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper