Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya perlu segera mengevakuasi semua pasien dari rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza.
Tedros mengatakan bahwa saat ini rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza sudah tidak dapat lagi berfungsi, akibat kekurangan pasokan medis.
“Tim melihat sebuah rumah sakit tidak lagi dapat berfungsi, tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada listrik, tidak ada bahan bakar,” katanya di X, dikutip Minggu (19/11/2023).
WHO bekerja sama dengan mitranya untuk mengembangkan rencana evakuasi segera terhadap pasien yang tersisa dan mencari bantuan untuk rencana tersebut.
Lebih lanjut, dia menggambarkan situasi saat ini di rumah sakit Al-Shifa sebagai keadaan yang sangat menyedihkan, kekurangan pasokan medis dan terkepung oleh pasukan Israel.
Menurut badan kesehatan PBB, sebanyak 291 pasien dan 25 petugas kesehatan masih berada di dalam rumah sakit Al-Shifa.
WHO melaporkan bahwa di antara pasien yang tersisa di rumah sakit Al-Shifa terdapat 32 bayi dalam kondisi sangat kritis.
Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerbu dan mengepung rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, karena meyakini bahwa Hamas menggunakan gedung rumah sakit sebagai markasnya. Pengepungan oleh Israel dimulai sejak Rabu (8/11/2023).
Rumah sakit tersebut terputus dari layanan Internet dan pasokan listrik. Para jurnalis yang hadir di dekat gedung rumah sakit kemudian ditahan oleh tentara Israel.
Selain itu, fasilitas medis tersebut juga diklaim Israel memiliki pintu masuk ke jaringan bunker dan terowongan bawah tanah, tempat sekitar 200 orang radikal Hamas bersembunyi.
Sementara itu, penembak jitu juga akan menembak siapapun yang masuk dan keluar rumah sakit Al-Shifa. Operasi ambulans juga terhenti.