Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Institute of Oceanology Chinese Academy of Sciences (IOCAS) menggelar ekspedisi riset ilmiah selama 35 hari untuk meneliti sumber daya hayati dan non-hayati di berbagai wilayah Indonesia.
Hadi Wijaya selaku Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan bahwa para ekspeditor menaiki kapal Geomarin III milik pihaknya.
"Fasilitasnya kita ada peralatan geofisika dan geologi dan oseanografi, dan peralatan [riset] utamanya dari BRIN dan China," katanya di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/11/2023).
Dia menjelaskan bahwa kapal ini tidak terbatas penggunaannya terkait ESDM, tapi juga dapat digunakan untuk berbagai tujuan atau multipurpose, termasuk riset.
Dirinya juga menyebut bahwa dalam rentang tahun ini saja, Geomarin III telah diberdayakan untuk tiga kegiatan berbeda terkait aktivitas energi.
"Ini multipurpose vessel. Kapal yang bisa dipakai untuk beberapa kegiatan, tidak hanya untuk ESDM tapi juga untuk infrastruktur di laut, termasuk untuk rencana penempatan kabel bawah laut, pipa gas, bahkan penempatan dari FSRU [Floating Storage and Regasification Unit] seperti di Freeport," paparnya.
Baca Juga
Selain itu, Hadi mengatakan bahwa ke depannya kapal ini dapat digunakan untuk kegiatan lain, seperti pemetaan gunung api bawah laut yang ada di wilayah Indonesia.
"Termasuk kita sebenarnya identik dengan identifikasi gunung-gunung api bawah laut. Jadi saya kira multipurpose itu tadi. Di samping infrastruktur untuk komoditas mineral, migas juga bisa," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN Ocky Karna Radjasa mengungkapkan bahwa ekspedisi ini merupakan kelanjutan dari kerja sama jalur sutra baru di bidang maritim yang telah berlangsung selama sepuluh tahun.
Pantauan Bisnis di lokasi, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian juga memimpin pelepasan ekspedisi yang diikuti total 51 peneliti dan kru kapal tersebut.