Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu China Wang Yi Bakal ke AS, Bahas Perdagangan hingga Timur Tengah

Wang Yi akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini, kata pejabat senior pemerintahan AS
Sebuah file foto memperlihatkan Presiden China Xi Jinping dan Wang Yi selama Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, China pada 11 Maret 2023. China melantik Wang Yi sebagai menteri luar negeri barunya pada 25 Juli, menggantikan Qin Gang yang absen, lapor media pemerintah./Reuters
Sebuah file foto memperlihatkan Presiden China Xi Jinping dan Wang Yi selama Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, China pada 11 Maret 2023. China melantik Wang Yi sebagai menteri luar negeri barunya pada 25 Juli, menggantikan Qin Gang yang absen, lapor media pemerintah./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini, kata pejabat senior pemerintahan AS pada Senin (23/10/2023) waktu setempat.

Kunjungan ini disebut telah lama dinanti-nantikan, dan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan yang melibatkan AS di Timur Tengah, yang mana para pejabat AS berharap China dapat turut membendung hal itu.

Wang akan mengunjungi Washington pada 26-28 Oktober dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken beserta penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden Jake Sullivan, meskipun belum diketahui apakah dia juga akan bertemu dengan Biden.

Kunjungan ini akan menjadi pertemuan tatap muka tingkat tertinggi menjelang pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di San Francisco pada November. Selain itu, ini juga merupakan kunjungan balik setelah beberapa pejabat tinggi AS termasuk Blinken mengunjungi China pada musim panas ini.

Prioritas utama AS adalah memastikan perihal persaingan ekonomi antara dua negara dengan ekonomi terbesar itu, serta ketidaksepakatan mereka mengenai sejumlah masalah mulai dari perdagangan dengan Taiwan hingga Laut China Selatan.

“Kami terus percaya bahwa diplomasi tatap muka langsung adalah cara terbaik untuk mengangkat isu-isu yang menantang, mengatasi kesalahan persepsi dan miskomunikasi, dan menjajaki kerja sama dengan China di mana kepentingan kami bersinggungan,” kata seorang pejabat AS, dikutip dari Reuters pada Selasa (24/10/2023).

Kunjungan ini juga dilakukan di tengah konflik Hamas-Israel mendominasi berita utama global, bahkan ketika perang Rusia dan Ukraina terus berlanjut.

AS mengirimkan bantuan militer ke Israel dan Ukraina, sementara China semakin dekat dengan Rusia sejak perang Ukraina dimulai dan menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Menurut pejabat AS lainnya, dua hal ini juga akan dibahas. Dia juga menambahkan bahwa AS akan mendorong China untuk mengambil pendekatan yang lebih konstruktif terhadap kedua permasalahan itu.

Adapun, AS sangat mementingkan kemampuan China untuk mempengaruhi Iran. Blinken, selama perjalanannya minggu lalu ke Timur Tengah, melakukan panggilan telepon dengan Wang dan memintanya untuk menggunakan pengaruh China di wilayah tersebut agar konflik tidak meluas.

China secara konsisten menyerukan pengendalian diri dan gencatan senjata sebagai respons terhadap pemboman Israel di Gaza, tetapi juga mempertajam kritiknya terhadap Israel.

Sengketa wilayah di Laut China Selatan dan Timur juga akan menjadi agenda selama kunjungan Wang, kata para pejabat AS, seraya menambahkan bahwa Washington sangat prihatin dengan “tindakan China yang mengganggu stabilitas dan berbahaya” di Laut China Selatan.

Filipina, sekutu AS, sebelumnya menuduh kapal penjaga pantai China “sengaja” bertabrakan dengan kapal Filipina, yang merupakan insiden paling serius yang pernah terjadi di perairan sekitar perairan Second Thomas.

Membangun kembali hubungan militer-ke-militer dengan China tetap menjadi prioritas utama AS, kata para pejabat tersebut. Hal itu berarti absennya Menteri Pertahanan China tidak akan menjadi hambatan. Diketahui, Menteri Pertahanan CHina Li Shangfu tidak terlihat di depan umum selama hampir dua bulan karena penyelidikan kasus korupsi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper