Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan Israel bahwa Timur Tengah bisa lepas kendali, jika tidak menghentikan serangan ke Gaza.
Dia mengatakan Amerika Serikat (AS) juga harus disalahkan karena member dukungan militer kepada Israel.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu beberapa jam kemudian memperingatkan pasukannya bahwa rakyatnya berada dalam pertempuran untuk menyelamatkan hidup dan mengatakan perang melawan Hamas adalah sebuah keputusan “mati atau mati”.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas menyatakan lebih dari 4.600 warga Palestina telah terbunuh dalam 2 pekan terakhir di Gaza. Israel mengumumkan meningkatkan serangan udara, pada Sabtu (21/10/2023).
“Saya memperingatkan AS dan proksinya, Israel, bahwa jika mereka tidak segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Gaza, segala sesuatu mungkin terjadi kapan saja dan wilayah tersebut akan lepas kendali,” kata Menlu Iran dalam konferensi pers di Teheran, dilansir BBC, Senin (23/10/2023).
Dia mengatakan bahwa dampaknya bisa parah, dan mempunyai dampak yang luas, baik secara regional maupun bagi yang menganjurkan perang.
Baca Juga
Menlu Iran itu menambahkan bahwa dukungan militer AS terhadap Israel adalah bukti bahwa konflik yang sedang berlangsung di Gaza adalah perang proksi yang dilakukan Israel atas nama AS.
Para pejabat tinggi AS juga memperingatkan konflik bisa meluas.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan kemungkinan eskalasi serangan yang signifikan terhadap tentara atau warga negara AS.
“Jika ada kelompok atau negara yang ingin memperluas konflik ini dan mengambil keuntungan dari situasi yang sangat disayangkan ini, saran kami adalah jangan,” katanya.
Adapun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menyebut kemungkinan eskalasi dari proksi Iran, seperti Hizbullah atau Hamas, dan mengatakan AS mengambil segala tindakan untuk memastikan dapat membela warga Israel dan AS.
Beberapa pangkalan Irak yang digunakan oleh pasukan koalisi pimpinan AS telah menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak (drone) dan roket dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Netanyahu melakukan kunjungan ke pasukan di Israel utara dekat perbatasan dengan Lebanon, yang telah menyaksikan baku tembak dengan Hizbullah sejak awal konflik pada Minggu (22/10/2023).
"Kita berada dalam pertempuran untuk hidup kita. Pertempuran untuk rumah kita, ini tidak berlebihan, ini adalah perang. Ini adalah hidup atau mati, mereka harus mati," katanya.