Bisnis.com, SOLO - Pasangan Capres dan Cawpres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan. Sebab "masa depan" keduanya sangat dipengaruhi oleh putusan MK belakangan ini.
Seperti diketahui, pada 16 Oktober 2023 lalu, MK telah memutuskan syarat menjadi Capres dan Cawapres. Mereka yang belum berusia 40 tahun tapi sudah punya mengalaman jadi kepala daerah boleh mencalonkan.
Dengan adanya putusan ini, maka Gibran Rakabuming Raka yang baru berusia 36 tahun mulus melenggang jadi Cawapres Prabowo Subianto.
Akan tetapi cerita belum selesai. Hari ini, Senin 23 Oktober 2023, MK akan kembali mengurusi batas usia Capres.
Ada sejumlah perkara terkait uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang diputuskan hari ini. Adapun gugatan itu mengenai perkara 107/PUU-XXI/2023 tentang Pengujian Materiil UU Pemilu dengan pemohon Rudy Hartono.
Rudi Hartono menggugat UU Pemilu dan berharap batas capres/cawapres berusia 70 tahun. Menurut warga Malang itu, usia menentukan kemampuan seseorang dalam memimpin.
Baca Juga
Saat Gibran dianggap terlalu muda untuk memimpin, Prabowo seolah diberi isyarat jika sudah terlalu tua dalam memimpin Indonesia.
Kata Jurnal soal Pemimpin Muda
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh University of Nebraska-Lincoln berjudul The Experience of Influence Among Youth Leaders karya Kelly Moguel, ada bahasan menarik tentang kajian ini.
Pemimpin muda memang sudah harus dibentuk sejak dini, bahkan beberapa di antara mereka yang punya kompetensi perlu diberikan kesempatan.
Menurutnya, beberapa teori orang dewasa mungkin tidak hanya kurang cocok untuk kepemimpinan kaum muda, namun juga sebenarnya
bertentangan dengan proses kepemimpinan pemuda (Mortensen et al., 2014).
Indonesia yang pada 2045 mendatang akan mengalami bonus demografi di mana yang dipimpin kebanyakan adalah anak muda, maka sentuhan anak muda memang diperlukan.
Dalam jurnal tersebut mengutip pernyataan Manneil, praktik pemimpin dewasa dan pemimpin muda sangatlah berbeda.
Salah satu keunggulan pemimpin muda adalah mereka mampu membawa perpektif yang lebih segar dalam kepemimpinan.
Dengan Generasi Baby Boom, generasi yang semakin dekat menuju masa pensiun, masyarakat perlu menyadari
pentingnya mempersiapkan pemimpin muda untuk masa depan (McElravy & Hastings, 2014).