Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenlu Beberkan 5 Sektor Utama Kemitraan Indonesia-Eropa

Wamenlu RI Pahala Mansury mengatakan ada lima sektor utama kemitraan Indonesia-Eropa di antaranya mesin dan elektronik serta infrastruktur kesehatan
Wamenlu Beberkan 5 Sektor Utama Kemitraan Indonesia-Eropa. Wamenlu Pahala Mansury / Kemlu
Wamenlu Beberkan 5 Sektor Utama Kemitraan Indonesia-Eropa. Wamenlu Pahala Mansury / Kemlu

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Pahala Mansury mengatakan terdapat lima sektor utama dalam Indonesia-Eropa Business Forum (IEBF) 2023.

Dia mengatakan dari lima sektor utama tersebut ada dua sektor yang sangat penting untuk bisa meningkatkan kemitraan Indonesia dan Eropa di masa depan. 

"IEBF tahun ini akan fokus pada lima sektor utama, yaitu mesin dan elektronik, infrastruktur kesehatan, industri kreatif, transisi energi, dan ekonomi digital. Ke depan, saya melihat bahwa dua sektor sangat penting untuk meningkatkan kemitraan ekonomi Indonesia-Eropa," katanya, di IEBF di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa (17/10/2023). 

Pahala menjelaskan dua sektor paling penting tersebut, yaitu yang pertama di bidang perdagangan dan investasi.

"Pada 2022, total perdagangan Indonesia-Eropa mencapai US$46 miliar. Perdagangan kita tumbuh selama 5 tahun terakhir. Namun, angka ini relatif kecil dibandingkan dengan perdagangan dengan mitra dagang Eropa lainnya," ujarnya. 

Dia menjelaskan pada 2022, aliran Foreign Direct Investment (FDI) dari Eropa ke Indonesia mencapai US$2,76 miliar. 

Lebih lanjut, dia menyatakan nilai tersebut belum mencapai tingkat sebelum pandemi, nilai Penanaman Modal Asing (PMA) dari Eropa mencapai US$3,48 miliar pada 2019.

"Saya yakin bahwa angka-angka ini tidak mencerminkan potensi ekonomi yang sebenarnya dari Indonesia dan Eropa," ucapnya. 

Dia menjelaskan Indonesia dan Uni Eropa saat ini sedang mengupayakan Indonesia-EU CEPA di mana para pemimpin telah berkomitmen untuk mempercepat penyelesaiannya pada 2024.

Selanjutnya, yang kedua, pada sektor transisi energi. Pahala menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dan Eropa memiliki tujuan yang sama dalam memajukan transisi energi dan ekonomi hijau.

"Transisi ke energi terbarukan adalah prioritas utama Indonesia. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 31,89% pada 2030 dengan dengan kapasitas nasional dan sebesar 43,2% dengan dukungan internasional," tambahnya.

Selain itu, dia menyatakan bahwa Indonesia juga telah menetapkan komitmen ambisius untuk mencapai nol emisi pada 2060.

Sementara itu, Indonesia telah melakukan banyak inisiatif untuk mendukung target ini, meningkatkan kapasitas energi terbarukan, mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, membangun klaster industri hijau yang menghubungkan sumber energi hijau dan membangun infrastruktur hijau.

"Indonesia diperkirakan akan mendapatkan sekitar US$ 100-125 miliar nilai ekonomi dari ekonomi hijau. Indonesia memiliki banyak potensi mineral penting untuk produksi baterai EV, seperti Nikel [22% dari cadangan global]," ujarnya.

Selain itu dia juga menyatakan komitmen dalam sumber energi hijau dan terbarukan, termasuk hidrogen hijau, bahan bakar nabati, dan tenaga surya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper