Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan murka karena Israel memutus pasokan air dan listrik bagi warga di Jalur Gaza.
“Saat ini tidak ada pasokan air ke Gaza. Tidak ada listrik, tidak disediakan. Bagaimana dengan hak asasi manusia?" kata pemimpin Turki itu.
Perang yang dimulai peluncuran roket oleh organisasi Palestina, Hamas, pada Sabtu (7/10/2023) ke wilayah Isarel itu, berujung pada pembalasan pasukan Zionis.
Pasukan Israel membalas serangan Hamas tersebut dengan membombardir jalur Gaza, serta memutus akses air dan listrik bagi warga yang tinggal di sana.
Erdogan n juga mengatakan dia yakin ketegangan Israel-Palestina tidak akan berakhir hanya dalam satu atau dua minggu, dan menambahkan:
“Membentuk negara Palestina merdeka dengan integritas teritorial berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, adalah suatu keharusan. Setiap hari yang berlalu tanpa kemajuan ke arah ini semakin memperparah wilayah kita dalam siklus pertumpahan darah dan kesedihan,” katanya.
Baca Juga
Sementara itu, Erdogan telah melakukan beberapa percakapan telepon dengan para pemimpin seperti Putin dan Guterres.
“Negosiasi kami akan terus berlanjut, termasuk dengan negara-negara Teluk. Di bawah panji 'Dalam perdamaian yang adil, tidak ada yang kalah,' kami menghimbau semua aktor berpengaruh di kawasan ini untuk memikul tanggung jawab dalam membina perdamaian,” tambahnya.