Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan status perang setelah militan Hamas melakukan serangan dadakan dengan ribuan roket dan menyerbu beberapa kota di Israel.
Netanyahu memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan setelah aksi militan Palestina menewaskan ratusan orang. Dia juga menyatakan tengah menyiapkan ‘operasi pembersihan’ militan dari kota-kota yang disusupi dan ia telah mengeluarkan panggilan untuk pasukan cadangan.
“Kami sedang berperang,” katanya dalam pernyataan televisi seperti yang dikutip dari New York Times, Sabtu (7/10/2023).
Serangan dari Palestina yang terjadi pada hari Sabtu (7/10/2023) ke Israel selatan tercatat dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Serangan ini dilakukan dengan menyerang beberapa kota di Israel dan menembakkan ribuan roket ke kota-kota yang jauh seperti Yerusalem.
Para militan menyeberang ke Israel melalui darat, laut dan udara, dan menembakkan sedikitnya 2.200 roket ke negara itu pada pagi hari, menurut militer Israel. Israel membalas dengan serangan udara besar-besaran di kota-kota Gaza.
Menjelang sore, setidaknya 40 warga Israel dilaporkan tewas oleh layanan ambulans utama negara itu.
Baca Juga
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, 198 warga Palestina tewas dan 1.610 warga Palestina terluka pada hari Sabtu (7/10/2023).
Yousef Abu al-Rish, pejabat tinggi kesehatan Palestina di Gaza, mengatakan bahwa sebagian besar korban berasal dari baku tembak di Israel.
Waktu terjadinya serangan sangat mengejutkan, sehingga Israel berada dalam salah satu momen tersulit. Kekerasan tersebut terjadi 50 tahun satu hari setelah Perang Yom Kippur tahun 1973, ketika Israel dikejutkan oleh serangan Arab yang kompleks dan menyebabkan kerugian besar bagi Israel.
Apalagi, daerah kantong pesisir Gaza telah diblokade oleh Israel dan negara tetangganya Mesir selama 16 tahun.
Sementara itu, pemimpin sayap militer Hamas Muhammad Deif mengatakan dalam pesan yang direkam bahwa kelompok tersebut telah memutuskan untuk melancarkan operasi, sehingga musuh akan memahami bahwa inilah saatnya mereka mengamuk tanpa henti.
Kementerian Kesehatan Israel mengatakan setidaknya 779 warga Israel yang terluka telah dirawat di rumah sakit di seluruh negeri. Pusat Medis Soroka di Kota Beersheba di bagian selatan telah menerima lebih dari 80 orang, dan beberapa di antaranya berada dalam kondisi yang sangat sulit, kata seorang juru bicara rumah sakit.
Layanan ambulans, Magen David Adom, mengeluarkan panggilan mendesak untuk meminta darah.