Bisnis.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyebut pabrik kaca yang akan dibangun oleh perusahaan asal China, Xinyi Grup di Pulau Rempang baru dapat beroperasi pada 4 hingga 5 tahun mendatang.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi menjelaskan Xinyi akan membangun hilirisasi pasir kuarsa bersama 13 perusahaan mitranya di area Sembulang, Rempang dengan lahan seluas 2.300 hektare.
"Xinyi baru bisa 4-5 tahun lagi bisa operasional, karena mau buat pelabuhan dan infrastruktur lainnya," kata Rudi, Rabu (27/9/2023) di Batam.
Rudi menuturkan bahwa dalam rentang waktu tersebut, ada kesempatan untuk mempersiapkan generasi muda di Rempang agar bisa mempelajari kompetensi kerja, sesuai yang dibutuhkan Xinyi.
Sebelumnya Rudi juga pernah mengatakan dalam perencanaanya, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) akan bekerja sama dengan pengembang Rempang, PT Makmur Elok Graha (MEG) dalam menyiapkan pendidikan vokasi serta kajian ekosistem pesisir Pulau Rempang.
"Kita harus siapkan man power planning. Saya akan berkomunikasi dengan beberapa universitas untuk menyiapkan pendidikan vokasi. Jadi, anak-anak kita bisa berpeluang untuk turut aktif dalam pembangunan Batam," tambahnya.
Baca Juga
Rudi membenarkan jika masyarakat di Pulau Rempang bakal menjadi bagian penting dalam pengembangan kawasan ke depannya. Dia juga tak ingin terjadi polemik terkait dengan rencana yang ada, terlebih hingga mengganggu situasi kondusif dan berdampak buruk terhadap iklim investasi di Batam.
"Yang penting, semuanya dicek sesuai rencana detail tata ruang dan variabel teknis lainnya," ungkapnya lagi.
Sekadar informasi, pengembangan wilayah Rempang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap I dengan nilai investasi mencapai Rp29 triliun yang diharapkan mampu menyerap 186.000 pekerja. Saat ini, investor yang masuk Xinyi yang akan membangun pabrik kaca senilai Rp 175 triliun.
Pengembangan Rempang dan Galang dilakukan oleh PT MEG dengan total nvestasi sebesar Rp381 triliun hingga 2080.