Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penganut Sikh di Kanada Protes, Bendera India Dibakar

Penganut Sikh di Kanada protes seminggu setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan mungkin ada hubungan New Delhi dan pembunuhan seorang separatis Sikh.
Sebuah tanda di luar kuil Guru Nanak Sikh Gurdwara terlihat setelah pembunuhan pemimpin Sikh Hardeep Singh Nijjar di pekarangannya pada Juni 2023, di Surrey, British Columbia, Kanada 18 September 2023. REUTERS/Chris Helgren/File Foto
Sebuah tanda di luar kuil Guru Nanak Sikh Gurdwara terlihat setelah pembunuhan pemimpin Sikh Hardeep Singh Nijjar di pekarangannya pada Juni 2023, di Surrey, British Columbia, Kanada 18 September 2023. REUTERS/Chris Helgren/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Penganut Sikh di Kanada melakukan protes di luar misi diplomatik India pada hari Senin (25/9/2023), seminggu setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan bahwa mungkin terdapat hubungan antara New Delhi dan pembunuhan seorang pendukung separatis Sikh di British Columbia.

Perdana Menteri Justin Trudeau seminggu yang lalu berdiri di parlemen dan mengatakan bahwa badan-badan intelijen domestik secara aktif mengejar tuduhan-tuduhan kredibel yang mengaitkan agen-agen New Delhi dengan penembakan seorang warga negara Kanada, Hardeep Sing Ninja (45), pada bulan Juni.

Sekitar 100 pengunjuk rasa di Toronto membakar sebuah bendera India dan melempari sebuah potongan karton bergambar Perdana Menteri India Narendra Mod dengan sepatu. Sekitar 200 pengunjuk rasa juga berkumpul di luar konsulat Vancouver.

Di Ottawa, kurang dari 100 orang berkumpul di depan kantor Komisaris Tinggi India (kedutaan besar) di Ibu Kota. Mereka mengibarkan bendera kuning bertuliskan "Khalistan", sebuah referensi untuk dukungan mereka dan menjadikan wilayah Punjab India sebagai negara merdeka bagi para penganut Sikh, sebuah tujuan yang dikampanyekan oleh Ninja.

"Kami sangat berterima kasih kepada Justin Trudeau, Kami ingin agar tidak ada yang terlewatkan untuk mengungkap tindakan pengecut ini," ujar seorang pengunjuk rasa Reshma Sing Bolinas di Ottawa. Kanada harus menekan India untuk "menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak bersalah di masa depan".

Kanada adalah rumah bagi sekitar 770.000 penganut Sikh - populasi Sikh tertinggi di luar negara bagian asal mereka, Punjab - dan dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak demonstrasi yang membuat India kesal.

India menyebut tuduhan Trudeau sebagai "tidak masuk akal" dan memperingatkan para pelancong minggu lalu bahwa ada "kegiatan anti-India" yang meningkat di Kanada, mendesak "kehati-hatian".

Tuduhan ini telah menyoroti komunitas Sikh di Kanada. Jumlah penganut Sikh hanya 2 persen dari 1,4 miliar penduduk India, tetapi mereka adalah mayoritas di Punjab, negara bagian berpenduduk 30 juta orang di mana agama mereka lahir 500 tahun yang lalu.

"Pemerintah India menggunakan taktik kotor dan membahayakan kedaulatan Kanada," kata Kuljeet Sing, seorang pengunjuk rasa di Toronto dan anggota kelompok Sikh untuk Keadilan.

Tuduhan Kanada telah memicu pembalasan, dengan masing-masing negara mengusir diplomat dan New Delhi menangguhkan visa bagi warga Kanada.

Beberapa pengunjuk rasa di Toronto dan Ottawa menyerukan pengusiran Komisaris Tinggi (duta besar) India untuk Kanada, Sanjay Kumar Verma, yang sebelumnya mengatakan bahwa pihak berwenang telah diberitahu mengenai protes-protes ini dan menyediakan keamanan.

Ninja, yang bekerja sebagai tukang ledeng, meninggalkan negara bagian Punjab di India utara seperempat abad yang lalu dan menjadi warga negara Kanada. Dia telah mendukung pembentukan tanah air Sikh yang merdeka. India menetapkannya sebagai "teroris" pada bulan Juli 2020.

Pemerintah Kanada telah mengumpulkan informasi intelijen dan sinyal dalam penyelidikan selama berbulan-bulan terhadap pemimpin separatis Sikh itu, demikian yang dilaporkan CBC News pekan lalu, mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya.

Amerika Serikat bekerja sama dengan Kanada dalam hal intelijen yang mengarah pada kemungkinan keterlibatan agen-agen India dalam pembunuhan seorang warga negara Kanada pada bulan Juni, demikian ungkap sumber senior pemerintah Kanada kepada Reuters. (Andy Repi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper