Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau meminta India untuk bekerja sama dalam penyelidikan pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh di British Columbia.
Dia mengatakan bahwa Kanada tidak akan merilis bukti-bukti yang dimilikinya, pada Kamis (21/9/2023).
Trudeau mengatakan bahwa Ottawa memiliki tuduhan yang dapat dipercaya perihal hubungan agen-agen pemerintah India dengan pembunuhan Hardeep Singh Nijjar (45) yang merupakan warga negara Kanada, Juni lalu, pada Senin (18/9/2023).
Pemerintah Kanada telah mengumpulkan intelijen dan sinyal dalam penyelidikan selama berbulan-bulan atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh itu.
Melansir CNA, negara sekutu Kanada sejauh ini mengambil pendekatan yang relatif hati-hati terhadap masalah tersebut.
Analis politik mengatakan ada faktor Amerika Serikat (AS) dan negara-negara besar lainnya yang memandang India sebagai penyeimbang terhadap pengaruh China yang semakin besar.
Baca Juga
"Tidak ada keraguan bahwa India adalah negara yang semakin penting dan negara yang perlu terus kita ajak bekerja sama dan kami tidak bermaksud memprovokasi atau menimbulkan masalah," kata Trudeau di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
Dia menyatakan bahwa pemerintahannya sangat tegas mengenai pentingnya supremasi hukum dan pentingnya melindungi warga Kanada.
“Itulah sebabnya kami menyerukan kepada pemerintah India untuk bekerja sama dengan kami dalam membangun proses untuk menemukan dan mengungkap kebenaran masalah ini," tambahnya.
Berdasarkan laporan CBC, tidak ada pejabat India yang membantah tuduhan bahwa ada bukti yang menunjukkan keterlibatan pemerintah India dalam kematian Nijjar. Kementerian Luar Negeri India tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Laporan tersebut mengatakan informasi intelijen tersebut mencakup komunikasi yang melibatkan pejabat India, di antaranya adalah diplomat India yang hadir di Kanada.
Beberapa informasi intelijen tersebut diberikan oleh sekutu yang tidak disebutkan namanya dalam aliansi Five Eyes (FVEY).
Five Eyes adalah jaringan berbagi intelijen yang mencakup Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan AS telah menghubungi Kanada dan India mengenai tuduhan Ottawa, pada Kamis (21/9/2023).
Sullivan membenarkan untuk pertama kalinya bahwa Washington sedang membicarakan mengenai masalah tersebut dengan New Delhi.
“Tidak ada pengecualian khusus untuk tindakan seperti ini. Ini adalah masalah yang menjadi perhatian kami, ini adalah sesuatu yang kami anggap serius," tambahnya.