Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dingin Kanada vs India Bikin Negara-Negara Barat Canggung, Inggris Terjebak

India dan Kanada “perang dingin” gara-gara pembunuhan pemimpin separatis Sikh di Vancouver. Kanada menuding pemerintah India terlibat. Inggris pun terjebak.
Sebuah tanda di luar kuil Guru Nanak Sikh Gurdwara terlihat setelah pembunuhan pemimpin Sikh Hardeep Singh Nijjar di pekarangannya pada Juni 2023, di Surrey, British Columbia, Kanada 18 September 2023. REUTERS/Chris Helgren/File Foto
Sebuah tanda di luar kuil Guru Nanak Sikh Gurdwara terlihat setelah pembunuhan pemimpin Sikh Hardeep Singh Nijjar di pekarangannya pada Juni 2023, di Surrey, British Columbia, Kanada 18 September 2023. REUTERS/Chris Helgren/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA – India dan Kanada berada dalam situasi “perang dingin” gara-gara pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh di Vancouver. Kanada menuding pemerintah India terlibat dalam pembunuhan itu, namun Perdana Menteri India Narendra Modi membantah.

Kanada pekan ini mengungkap bahwa pihaknya memiliki informasi intelijen yang mungkin menghubungkan agen-agen pemerintah India dengan pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh.

Melansir CNA, Kamis (21/9/2023), India didekati oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain sebagai penyeimbang terhadap China, dan serangan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang jarang terjadi, hanya beberapa hari setelah New Delhi menjadi tuan rumah KTT G20, menempatkan negara-negara Barat dalam posisi yang canggung.

“India penting dalam perhitungan Barat untuk menyeimbangkan China, dan Kanada tidak,” kata Stephanie Carvin, profesor hubungan internasional di Universitas Carleton di Ottawa.

Hal ini benar-benar menempatkan Kanada offside dibandingkan negara-negara Barat lainnya, katanya.

Trudeau mengumumkan pada hari Senin (18/9/2023), bahwa Kanada "secara aktif mengejar tuduhan yang kredibel" bahwa agen-agen India berpotensi terlibat dalam pembunuhan warga negara Kanada Hardeep Singh Nijjar pada bulan Juni.

Pada saat itu, Ottawa telah mendiskusikan masalah ini dengan sekutu utama seperti aliansi berbagi intelijen Five Eyes, yang juga mencakup Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

Sejauh ini hasilnya masih teredam. Inggris menolak mengkritik India secara terbuka dan mengatakan perundingan perdagangan bilateral akan dilanjutkan sesuai rencana. Pernyataan Menteri Luar Negeri James Cleverly tidak menyebut nama India.

Inggris berada dalam posisi yang sulit, terjebak antara mendukung Kanada dan memusuhi India, negara yang diinginkan Inggris sebagai mitra dagang dan sekutu untuk membantu menghadapi China, kata Chietigj Bajpaee, pakar India di lembaga pemikir Chatham House di London.

“Jika tidak ada bukti pasti mengenai keterlibatan India, saya pikir tanggapan Inggris kemungkinan besar akan tetap bungkam,” katanya.

Kesepakatan perdagangan bebas akan menjadi “kemenangan politik besar” bagi India dan Inggris, kata Bajpaee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper