Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 16 orang tewas dalam kebakaran tambang batu bara pada Minggu (24/9/2023) di Provinsi Guizhou, China bagian Barat Daya.
Kebakaran terjadi di Tambang Batu Bara Shanjiaoshu sekitar pukul 08.10 (0010 GMT), kata pemerintah Kota Panzhou dalam pemberitahuan yang diposting di situsnya pada Minggu (24/9/2023) malam.
“Awalnya ban berjalan terbakar, menyebabkan 16 orang terjebak,” tambahnya, tanpa rincian lebih lanjut mengenai apa yang rusak atau bagaimana api mulai terjadi.
Petugas darurat memadamkan api dan suhu di lokasi kembali normal, namun “setelah verifikasi awal, 16 orang tidak memiliki tanda-tanda vital”, kata pemberitahuan itu.
Tambang Kota Panzhou terletak sekitar 3.600 km Barat Daya Ibu Kota Beijing.
China – penghasil polutan terbesar di dunia yang mendorong perubahan iklim – mengoperasikan ribuan tambang batu bara, meskipun Beijing telah berjanji untuk mencapai puncak emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.
Baca Juga
Meskipun standar keselamatan di sektor pertambangan di negara ini telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, kecelakaan masih sering terjadi di industri ini, seringkali karena lemahnya penegakan protokol, terutama di lokasi yang paling sederhana.
Tahun lalu, 245 orang tewas dalam 168 kecelakaan, menurut angka resmi.
Sebuah ledakan di sebuah tambang batu bara di Provinsi Shaanxi di China bagian Utara bulan lalu menewaskan 11 orang, sembilan di antaranya terjebak di dalam. Dua orang lainnya berhasil muncul ke permukaan sebelum mereka meninggal karena luka-luka menurut laporan media pemerintah pada saat itu.
Pada bulan Februari, sebuah tambang batu bara runtuh sebagian di Liga Alxa yang terpencil dan jarang penduduknya di wilayah Utara Mongolia Dalam setelah lereng setinggi 180 meter runtuh. Lusinan orang dan kendaraan terkubur di bawah tumpukan puing, namun pihak berwenang tidak mengungkap jumlah korban tewas selama berbulan-bulan.
Hal ini baru terungkap pada bulan Juni bahwa 53 orang telah tewas.
Sebagai tanda betapa parahnya insiden tersebut, Presiden China Xi Jinping pada saat itu memerintahkan pihak berwenang untuk "melakukan segala kemungkinan untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang yang hilang... dan melindungi keamanan nyawa dan harta benda serta stabilitas sosial secara keseluruhan".
Pihak berwenang mengerahkan ratusan personel dan lebih dari 100 peralatan sebagai bagian dari operasi penyelamatan, menurut pernyataan pemerintah setempat.
Pada bulan Desember, sekitar 40 orang bekerja di bawah tanah ketika sebuah tambang emas di wilayah Barat Laut Xinjiang runtuh.