Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Kasus Walpri Kapolda Kaltara, IPW Soroti Masalah Psikis Anggota Polri

IPW meminta Polri untuk menyelidiki masalah psikologis anggota dan pola Kepemimpinan atas kasus kematian anggotanya yang kerap kali muncul belakangan.
Buntut Kasus Walpri Kapolda Kaltara, IPW Soroti Masalah Psikis Anggota Polri. Ilustrasi/Jibiphoto
Buntut Kasus Walpri Kapolda Kaltara, IPW Soroti Masalah Psikis Anggota Polri. Ilustrasi/Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) meminta Polri untuk menyelidiki masalah psikologis anggota dan pola kepemimpinan atas kasus kematian anggotanya yang kerap kali muncul belakangan.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso merincikan empat kasus kematian Polisi mulai dari awal 2023 atas meninggalnya Bripka AS anggota Polres Samosir yang ditemukan tewas pada 23 Januari 2023. 

Kematian AS diduga karena meminum senyawa kimia berbahaya, Sianida. Kemudian, pada 25 Maret 2023 juga terjadi kematian yang meregang nyawa anggota Polri Briptu RF.

"Pada 25 Maret 2023 Briptu RF, Staf Pribadi Pimpinan Polda Gorontalo ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinas yang terparkir di Jalan Gorontalo Ring Road. Dia diduga tewas bunuh diri karena ditemukan jelaga mesiu di tangan kanan korban," kata Sugeng dalam keterangannya, Minggu (24/9/2023).

Enam hari berselang, atau tepatnya 31 Maret 2023, anggota Ditsamapta Polda Banten, Bripka DK ditemukan tewas dengan luka tembak di kamar rumahnya, Griya Baladika Asri, Kota Serang Banten.

Sementara pada 23 Juli 2023, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, anggota Densus 88 Anti Teror tewas oleh rekannya yakni Bripda IMS dan Bripka IG. Bripda Ignatius meregang nyawa di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Terbaru, IPW juga menyoroti tewasnya anggota pengawal pribadi (walpri) Kapolda Kaltara Briptu Herlambang yang diduga tewas karena luka tembak. Herlambang sendiri ditemukan tewas di rumah dinas Kapolda Kaltara Irjen Daniel Adityajaya.

Dalam hal ini, Sugeng mendorong pengungkapan kematian Walpri Kapolda Kaltara secara transparan agar tidak menjadi spekulasi publik. Apalagi sebelumnya, ada kematian Brigadir Yosua geger yang disebabkan ditembak oleh atasannya sendiri.

"Pengungkapan kematian Walpri Kapolda Kaltara tersebut penting untuk diungkap secara transparan agar tidak menjadi spekulasi publik. Apalagi sebelumnya ada kematian Brigadir Yosua yg disebabkan ditembak oleh atasannya sendiri dan menjadi sejarah paling buruk di kepolisian," tambahnya.

Dengan demikian, berdasarkan hasil temuannya tersebut. IPW mendesak agar Polri segera mengkaji permasalah yang terkait dengan psikologis anggotanya.

"Dari peristiwa tersebut, IPW meminta institusi Polri untuk mengkaji dan melakukan penelitian terkait problem-problem psikologis dan yang paling penting adalah keteladanan setiap pimpinan untuk membina bawahan sangat diperlukan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper