Bisnis.com, JAKARTA - Jenazah 51 tentara Ukraina yang gugur telah diambil dari wilayah pendudukan Rusia, menurut laporan Markas Besar Koordinasi Perlakuan terhadap Tawanan Perang pada 15 September.
Pemindahan tersebut dilakukan oleh Markas Besar bekerja sama dengan Departemen Kerjasama Sipil-Militer Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dan Departemen Orang Hilang Kementerian Dalam Negeri.
Proses pencarian kembali para pembela HAM yang gugur berlanjut sesuai dengan Konvensi Jenewa, kata Markas Besar.
Sejak dimulainya invasi besar-besaran, pihak berwenang Ukraina telah memulangkan 1.832 jenazah pembela Ukraina, kata laporan itu.
Pada pemindahan sebelumnya pada 29 Agustus, Ukraina berhasil mengevakuasi 84 jenazah tentara yang gugur.
Sementara itu,pasukan Rusia secara tidak sengaja menjatuhkan bom udara di Nova Kakhovka yang diduduki di Oblast Kherson, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan di daerah pemukiman, kata juru bicara Komando Operasi Selatan Ukraina Natalia Humeniuk pada konferensi pers pada 15 September.
Baca Juga
Juru bicara tersebut menjelaskan bahwa pasukan Rusia bermaksud menembakkan bom di tepi kanan Sungai Dnipro yang dikuasai Ukraina, namun peluncurannya gagal dan persenjataan malah jatuh di kota yang diduduki.
“Dalam upaya melancarkan serangan udara lain dengan bom udara berpemandu terhadap wilayah Beryslav… (pasukan Rusia) menjatuhkan salah satu bom udara berpemandu di Nova Kakhovka di kawasan perumahan, menyebabkan kerusakan pada beberapa gedung apartemen,” kata Humeniuk.
“Menurut informasi awal, ada korban jiwa di kalangan penduduk setempat.”
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa Rusia berusaha menyalahkan militer Ukraina atas serangan tersebut.
Menurut outlet berita Suspilne, empat gedung bertingkat rusak akibat ledakan tersebut.
“Orang bilang mereka melihat tiga pesawat terbang di pagi hari dari arah Krimea, dari sisi selatan. Salah satu saksi juga mengatakan ada tiga pesawat. Salah satu bom jatuh di Nova Kakhovka,” kata jurnalis Oleh Baturin kepada Suspilne.
Saluran Telegram lokal Nova Kakhovka/Novosti menerbitkan rekaman konsekuensi insiden tersebut, yang menunjukkan kerusakan parah pada bangunan tempat tinggal.
Selama sehari terakhir, serangan Rusia di oblast Kherson melukai enam warga dan membunuh seorang anak, lapor Gubernur Oleksandr Prokudin.