Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengintip ke dalam kokpit jet tempur tercanggih Rusia Su-57 saat mengunjungi pabrik pesawat, Jumat (25/9/2023).
Diketahui Kim telah menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengunjungi situs senjata dan teknologi.
Pemerintah asing dan para ahli berspekulasi bahwa Kim kemungkinan akan memasok amunisi ke Rusia untuk upaya perangnya di Ukraina dengan imbalan menerima senjata atau teknologi canggih dari Rusia.
Sementara itu, Jumat (25/9/2023), media pemerintah Rusia menerbitkan video yang menunjukkan kereta Kim berhenti di sebuah stasiun di kota Komsomolsk-on-Amur di timur jauh dan konvoi Kim keluar dari stasiun dalam perjalanan menuju pabrik pesawat di kota tersebut.
Kabinet Rusia kemudian merilis video yang menunjukkan Kim melihat kokpit Su-57 – jet tempur paling canggih Rusia – sambil mendengarkan pilotnya.
Kim berseri-seri dan bertepuk tangan ketika sebuah jet tempur Su-35 mendarat setelah penerbangan demonstrasi.
Baca Juga
Menurut pernyataan Kabinet Rusia, Kim juga mengunjungi fasilitas produksi pesawat penumpang Sukhoi SJ-100. Dikatakan bahwa dia didampingi oleh Wakil Perdana Menteri Denis Manturov.
“Kami telah menunjukkan salah satu pabrik pesawat terkemuka kami kepada pemimpin (Korea Utara),” kata Manturov dikutip dari ABC News.
Lebih lanjut, Manturov menyebut antara Korea Utara dan Rusia, ada potensi kerja sama dalam pembuatan pesawat terbang dan industri lainnya.
Ini adalah perjalanan luar negeri pertama Kim sejak April 2019, ketika ia mengunjungi Vladivostok untuk pertemuan pertamanya dengan Putin.
Kunjungan ke Rusia pada tahun 2019 terjadi dua bulan setelah Kim gagal memenangkan keringanan sanksi yang sangat dibutuhkan Amerika Serikat pada pertemuan puncak kedua dengan Presiden AS Donald Trump di Vietnam.
Kunjungan Kim sebelumnya kemungkinan besar dimaksudkan untuk mencari bantuan Rusia guna mengatasi beban sanksi yang dipimpin AS.
Namun kali ini, Putin tampaknya sangat ingin menerima senjata konvensional Korea Utara untuk mengisi kembali persediaannya yang telah habis di tahun kedua perang Rusia di Ukraina.
Para ahli mengatakan Kim, sebagai imbalannya, akan meminta bantuan Rusia untuk memodernisasi angkatan udara dan angkatan lautnya, yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya Korea Selatan.