Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Jadi Ketua MIKTA, Ini 4 Kontribusi Penting di KTT G20 India

Indonesia menjadi ketua MIKTA pada tahun ini, menekankan empat kontribusi penting pada hajatan KTT G20 India.
Presiden  Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India yang mengangkat tema One Earth yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu (9/9/2023)./BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India yang mengangkat tema One Earth yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu (9/9/2023)./BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi ketua MIKTA pada tahun ini, dan para pemimpin bertemu untuk pertama kalinya dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat KTT G20 di India. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa MIKTA didirikan 10 tahun lalu dengan beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia, yang disingkat menjadi "MIKTA".

"Jadi pada saat KTT G20 di New Delhi ini, untuk pertama kalinya para pemimpin MIKTA melakukan pertemuan," ujarnya, dalam keterangan resmi Minggu (10/9/2023). 

Dia menyatakan bahwa Jokowi menyampaikan pentingnya kolaborasi dan kerja sama untuk mengatasi tantangan global yang sangat kompleks saat ini.

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan terdapat beberapa hal yang diharapkan dari MIKTA, dan kontribusi yang dapat diberikan oleh MIKTA. Pertama, menjadi kekuatan positif dan bagian dari solusi tantangan global.

"MIKTA harus memastikan dipenuhinya hak pembangunan seluruh negara, termasuk hak dari negara-negara berkembang untuk melakukan hilirisasi dan menjadi bagian dari rantai pasok global," katanya.

Kemudian yang kedua, Menlu Retno menyampaikan bahwa presiden mendukung pemulihan inklusif melalui transformasi digital.

"Presiden menyampaikan bahwa Asean telah memiliki Digital Economic Framework Agreement (DEFA), yang dapat melipatgandakan ekonomi digital hingga US$2 Triliun di 2030," tambahnya. 

Lebih lanjut, yang ketiga, presiden menekankan promosi atau pentingnya terus mempromosikan multilateralisme. 

"Mempromosikan multilateralisme melalui reformasi tata kelola global yang mengakomodasi kepentingan negara berkembang," ucapnya.

Terakhir, Menlu RI menyampaikan bahwa Presiden Jokowi mengatakan bahwa MIKTA harus terus menjadi bridge builder dan peace maker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper