Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Masuk Barisan Kepala Negara Terakhir yang Disambut di KTT G20 India

Jokowi masuk dalam urutan ke-5 terakhir pemimpin negara yang disambut Perdana Menteri India Narendra Modi pada KTT G20.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Indonesia Joko Widodo tiba untuk sesi pertama KTT G20, di New Delhi, India, Sabtu, 9 September 2023. Evan Vucci/Pool via REUTERSrn
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Indonesia Joko Widodo tiba untuk sesi pertama KTT G20, di New Delhi, India, Sabtu, 9 September 2023. Evan Vucci/Pool via REUTERSrn

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi masuk dalam urutan ke-5 terakhir pemimpin negara yang disambut Perdana Menteri India Narendra Modi di Bharat Mandapam untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, New Delhi pada 9-10 September 2023. 

Jokowi hadir setelah Narendra meyambut lebih dahulu Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Perdana Menteri Britania Raya Rishi Sunak. 

Jokowi disambut hangat Narendra dengan perbincangan kecil di antara keduanya.

Selepas Jokowi, empat pemimpin atau perwakilan negara  belakangan yang disambut Narendra di antaranya Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Menteri Luar negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov,  Perdana Menteri China Li Qiang, Presiden Amerika Serikat Joe Biden hingga Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman al-Saud. 

Sementara itu, beberapa kepala negara yang lebih dahulu hadir di antaranya  Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von Der Leyen, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Korea Selatan yoon Suk-yeol. 

Selain itu terdapat juga undangan lain yang lebih dahulu hadir seperti Spanyol dan negara-negara yang menjadi ketua blok regional seperti Asean, Uni Eropa, dan organisasi seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank). 

Lalu, tamu lainnya merupakan pilihan dari tuan rumah yang biasanya mencerminkan kepentingan regional atau strategis. Untuk KTT G20 saat ini, tamu yang diundang meliputi Bangladesh, Mesir, Mauritius, Nigeria, Oman, Singapura, dan Uni Emirat Arab.

G20, yang juga dikenal sebagai Kelompok 20, adalah sebuah forum yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa. Negara-negara anggota ini adalah pemain utama dalam ekonomi global, yang secara kolektif menyumbang 85 persen output ekonomi dunia dan melakukan 75 persen perdagangan global. 

KTT G20 India akan berfokus pada beberapa empat sektor. Pertama, peningkatkan pinjaman kepada negara-negara berkembang. Fokusnya untuk meningkatkan dukungan keuangan kepada negara-negara berkembang melalui lembaga-lembaga multilateral.

Kedua, mereformasi struktur utang internasional. Hal itu merupakan upaya untuk mereformasi kerangka kerja utang global, memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam pengelolaan utang. 

Ketiga, pengaturan mata uang kripto untuk mengatasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh mata uang kripto, termasuk kerangka kerja regulasi. 

Terakhir, dampak ketidakpastian geopolitik. G20 akan menilai dampak ketegangan geopolitik terhadap ketahanan pangan dan energi global. 

Di New Delhi, Jokowi akan menghadiri rangkaian KTT G20. Selain itu, di sela-sela rangkaian KTT G20, Jokowi juga diagendakan untuk melaksanakan sejumlah pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara.

Sebelumnya, dalam keterangan persnya usai rangkaian KTT ke-43 ASEAN pada Kamis, 7 September 2023, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Presiden Jokowi menyebut sejumlah komitmen yang akan dibawa oleh Indonesia dalam gelaran KTT G20 tersebut diantaranya mengenai stabilitas dan perdamaian.

“Besok siang saya berangkat ke G20 Summit di India dan komitmen apa yang akan kita bawa ke sana, menurut saya stabilitas dan perdamaian adalah kunci kemakmuran bahwa dunia membutuhkan safe house,” kata Jokowi.

Jokowi berpendapat kolaborasi dan kerja sama juga perlu diprioritaskan. Presiden menegaskan bahwa Indonesia akan berkomitmen untuk terus menyuarakan kepentingan negara berkembang.

“Kolaborasi, kerja sama itu harus diutamakan, dan Indonesia akan terus menyuarakan kepentingan negara berkembang terkait inklusifitas dan hak-hak untuk mensejahterakan rakyatnya termasuk di dalamnya industrial downstreaming,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper