Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri India Narendra Modi menyambut pemimpin negara-negara anggota G20 dan negara tamu lainnya yang telah hadir di Bharat Mandapam, India.
Para pemimpin negara beserta delegasi lembaga tingkat tinggi lainnya dijadwalkan bakal mengikuti pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi pada 9-10 September 2023.
Beberapa pemimpin negara yang telah disamut Narendra di antaranya Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von Der Leyen, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Korea Selatan yoon Suk-yeol.
Selanjutnya hadir juga Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri Britania Raya Rishi Sunak, Menteri Luar negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri China Li Qiang, Presiden Amerika Serikat Joe Biden hingga Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman al-Saud.
G20, yang juga dikenal sebagai Kelompok 20, adalah sebuah forum yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa. Negara-negara anggota ini adalah pemain utama dalam ekonomi global, yang secara kolektif menyumbang 85 persen output ekonomi dunia dan melakukan 75 persen perdagangan global.
KTT G20 India akan berfokus pada beberapa empat sektor. Pertama, peningkatkan pinjaman kepada negara-negara berkembang. Fokusnya untuk meningkatkan dukungan keuangan kepada negara-negara berkembang melalui lembaga-lembaga multilateral.
Baca Juga
Kedua, mereformasi struktur utang internasional. Hal itu merupakan upaya untuk mereformasi kerangka kerja utang global, memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam pengelolaan utang.
Ketiga, pengaturan mata uang kripto untuk mengatasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh mata uang kripto, termasuk kerangka kerja regulasi.
Terakhir, dampak ketidakpastian geopolitik. G20 akan menilai dampak ketegangan geopolitik terhadap ketahanan pangan dan energi global.
Isu-isu yang Dibahas di KTT G20 India
Terkait agenda yang akan dibahas, topik soal isu ekonomi, perubahan iklim dan pendidikan adalah hal yang sering didiskusikan.
Isu lainnya adalah agenda utama seperti dampak pandemi Covid-19 atau perang Rusia di Ukraina Invasi Rusia dan Ukraina sendiri juga mendominasi KTT baru-baru ini, dimana efeknya membuat kesepakatan antara anggota kelompok G7 dan negara-negara Global South menjadi lebih sulit dalam mencapai kesepakatan.
Tidak hanya itu, negara tuan rumah juga mengambil pendekatan yang berpusat pada manusia, seperti pada isu-isu perubahan iklim dan ketahanan pangan.
Kemudian, kesepakatan mengenai utang negara-negara berkembang juga ‘terbukti’ menjadi masalah menjelang KTT dan kemungkinan akan tetap demikian. Hal ini lantaran China dan India berselisih mengenai hal tersebut.
Ada juga perbedaan yang muncul antara negara-negara G7 dan kelompok yang lebih luas, mengenai komitmen baru pendanaan miliaran dolar bagi negara-negara berkembang untuk memenuhi target yang didukung PBB. Hal ini meliputi kelaparan, pendidikan, hingga energi bersih dan perubahan iklim.
Terkait apakah KTT G20 kali ini akan mendapatkan kesepakatan bersama, jika berkaca pada pertemuan G20 Indonesia tahun lalu, para anggota akhirnya dapat menyepakati komunike yang mengutuk perang tersebut. Keputusan ini sebagian terjadi karena dukungan dari China dalam memilih kata-kata.
Kemudian, jika menyambung pada KTT G20 kali ini dengan ketidakhadiran Xi Jinping, maka ketegangan akan makin terasa. Jika para pemimpin juga gagal mencapai konsensus, maka pertemuan ini akan menjadi pertama kalinya sejak berdirinya kelompok tersebut berakhir tanpa ada komunike bersama.
Selain itu, negara tuan rumah juga akan membuat pernyataan ketua yang merangkum poin-poin yang disepakati negara-negara tersebut dan perbedaannya.