Bisnis.com, JAKARTA – Bakal calon presiden Prabowo Subianto masih mencari pendamping politiknya di Pilpres 2024. Berbagai nama kandidat calon wakil presiden (cawapres) sudah ada di hadapan Prabowo, namun ketua umum Partai Gerindra ini masih timbang-menimbang untung dan rugi.
Terbaru, Prabowo menemui tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Yenny Wahid pada Rabu (6/9/2023) petang. Ditemani ibunda Yenny, Nyai Sinta Nuriyah, mereka kurang lebih melakukan pertemuan tertutup selama sejam.
Sebagai catatan, pertemuan Yenny dengan Prabowo ini dilakukan tak lama usai adanya deklarasi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024 pada akhir pekan lalu.
Sudah jadi rahasia umum, Yenny dan Cak Imin kerap berseberangan jalan. Akar masalahnya, Yenny dan kelompok Gus Dur menganggap Cak Imin sebagai dalang kudeta kursi pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari tagan Gus Dur.
Yenny dan Cak Imin sendiri merupakan dua tokoh yang merepresentasi kalangan NU atau Islam tradisional yang berbasis di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng). Jatim dan Jateng juga merupakan dua dari tiga provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak pada pemilu tahun depan.
Artinya, siapa pun calon presiden (capres) yang nantinya akan berlaga, pasti akan berusaha merebut suara di dua provinsi itu. Salah satu caranya, dengan dekati tokoh yang punya basis kuat di Jatim dan Jateng.
Baca Juga
Menurut temuan terbaru Lembaga Survei Indonesia (3 – 9 Agustus 2023), basis pemilih Prabowo (22,2 persen) dan Anies (8,8 persen) cenderung lemah di Jateng-Yogyakarta.
Sementara itu, Ganjar yang baru purnatugas sebagai gubernur Jateng, punya basis yang sangat kuat (64,3 persen) di wilayah itu. Sementara di Jatim, basis Prabowo (43,5 persen) dan Ganjar (44,8 persen) cenderung seimbang besarnya, sementara Anies (7,5 persen) sangat kecil.
Meski demikian, yang perlu digarisbawahi, survei LSI ini diambil sebelum deklarasi Anies-Cak Imin. Saat itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin Cak Imin masih berada di satu koalisi dengan Gerindra yang dipimpin Prabowo. PKB sendiri punya basis kuat di Jatim.
Oleh sebab itu, tak heran apabila pemilih Prabowo masih cukup kuat di Jatim. Namun setelah Cak Imin membelot ke kubu Anies, sangat mungkin suara pemilih Anies meningkat di Jatim—sebaliknya, suara Prabowo berkurang.
Artinya, mau tak mau Prabowo harus punya pendamping yang punya basis kuat di Jatim. Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago pun meyakini, munculnya nama Cak Imin sebagai cawapres Anies membuat Prabowo mengubah rencana pemilihan cawapresnya.
Menurutnya, perhitungan cawapres Prabowo yang sebelumnya dilihat dari popularitas dalam survei berkemungkinan berubah menjadi faktor wilayah dan basis politik.
“[Prabowo] tentu bakal mempertimbangkan cawapres yang tidak sekadar populer di survei dan punya logistik, tetapi cawapres yang mampu mengimbangi figur dan zona wilayah Cak Imin," ujar Arifki, dikutip Kamis (7/9/2023).
Menurutnya, Yenny Wahid dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa merupakan sosok yang bakal mengimbangi sisi elektoral dan wilayah yang dipegang oleh Cak Imin.
Senada, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai Prabowo memang seharusnya menggaet sosok dari NU atau punya basis kuat di warga Nahdliyin.
“Sosok Khofifah dan Yenny Wahid tampaknya memenuhi kriteria tersebut. Dua sosok perempuan ini memang cukup mengakar di warga Nahdliyin,” ujar Jamiluddin, dikutip Kamis (7/9/2023).
Prabowo sendiri memang sudah dekati Khofifah dan Yenny. Pada medio Februari 2023 misalnya, Prabowo makan malam bersama dengan Khofifah di Surabaya.
Menteri pertahanan itu tak segan memuji berbagai kemampuan dan capaian Khofifah terutama dalam hal melestarikan Islam moderat. Oleh sebab itu, Prabowo tak memungkiri kemungkinan berpasangan dengan Khofifah di Pilpres 2024.
"Saya sudah jawab, beliau salah satu tokoh yang punya kemampuan di tingkat negara dan bangsa. Tentunya, banyak pertimbangan yang harus kita bahas," ungkapnya usai pertemuan, Senin (13/2/2023) malam.
Kriteria Cawapres Prabowo
Begitu juga dengan Yenny. Prabowo tak menutup kemungkinan berdampingan dengan Yenny di Pilpres 2024. Menteri pertahanan ini menegaskan pentingnya bekerja sama dengan banyak pihak, salah satunya dengan Yenny yang merupakan tokoh NU.
"Kerukunan, kerja sama, tentunya semakin dekat, semakin eksplisit, semakin bagus. Tapi kerja sama itu, istilahnya kita bangun, supaya nanti sesuai dengan waktu yang tepat [akan diumumkan soal cawapres]. Tidak ada masalah, yang penting komunikasi yang baik," ujar Prabowo usai melakukan pertemuan dengan Yenny di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023).
Bahkan, Yenny juga memuji Prabowo. Dia mengakui Prabowo merupakan kandidat teratas yang akan didukung kubu pendukung mantan presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Putri dari Gus Dur ini menjelaskan, setiap zaman membutuhkan karakter pemimpin yang berbeda.
Kini, menurutnya, pemimpin Indonesia harus menguasai dinamika geopolitik dunia. Dia mengatakan, Indonesia sangat rentan menjadi wilayah pertikaian sebab berada di tengah-tengah negara kuat seperti India, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.
"Nah pemimpin yang akan memimpin Indonesia ke depan harus mengerti dinamika geopolitik, orang yang harus punya kemampuan strategic thinking. Nah saya rasa orang seperti Pak Prabowo ini punya kemampuan seperti itu, maka wajib bagi saya sebagai representasi dari kelompok Gus Dur untuk berkomunikasi intens dengan Pak Prabowo," ucap Yenny.
Di samping itu, Prabowo juga harus memerhatikan kekompakan koalisi pendukungnya yang kini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, dan Partai Gelora.
Dia tentu sadari, salah satu alasan PKB keluar dari koalisinya karena Cak Imin tak kunjung ditunjuk menjadi cawapres. Tentu, Prabowo tak ingin partai lain mengikuti langkah PKB.
Apalagi, Golkar dan PAN sama-sama punya tokoh yang elektabilitasnya cukup mumpuni untuk jadi cawapres—bahkan lebih tinggi dari elektabilitas Khofifah dan Yenny Wahid. Golkar punya mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan PAN punya Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres.
Dalam survei LSI pada 1 – 8 Juli 2023, Erick Thohir (14,3 persen) dan Ridwan Kamil (13,5 persen) menduduki dua besar kandidat cawapres dengan elektabilitas tertinggi dalam simulasi 24 nama semi terbuka.
Sebagai perbandingan, dalam survei Indikator Politik Indonesia pada 20 hingga 24 Juni 2023, Erick Thohir (19 persen) dan Ridwan Kamil (16,7 persen) juga menjadi dua kandidat cawapres teratas dengan elektabilitas tertinggi dalam simulasi 17 nama semi terbuka.
Prabowo pun mengakui, Erick Thohir dan Ridwan Kamil masuk kriteria cawapres yang cocok dampinginya yaitu merepresentasikan anak muda.
"Erick [Thohir] muda, Gibran [Rakabuming Raka] muda. Banyak yang muda. Kalian ada yang daftar? Ridwan Kamil oke," ungkap Prabowo usai bertemu Yenny Wahid, Rabu (6/9/2023) kemarin.
Siapa pun yang akan dipilih Prabowo, yang pasti sosok itu harus segera diputuskan. Sebab, Komisi Pemilihan Umum akan segera membuka pendaftaran capres-cawapres 2024 pada bulan depan.