Bisnis.com, SOLO - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyebut Anies Baswedan sebagai pengkhianat.
Hal itu disampaikan SBY menanggapi duet Anies Baswedan-Cak Imin yang diputuskan sepihak pada 29 Agustus silam.
Bahkan dalam video yang beredar, SBY menyangsikan kinerja "pengkhianat" apabila mendapatkan mandat sebagai pemimpin negara alias Presiden nantinya.
"Mereka tidak sidiq, jujur, dan tidak amanah. Mereka tidak memegang komitmen dan janji-janjinya. Bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin dengan kekuatan besar?" kata SBY.
Dalam bincang-bincang bersama Najwa Shihab yang ditayangkan di YouTube, Anies Baswedan akhirnya angkat bicara terkait hal tersebut.
Sebelumnya, Najwa memutar kembali video SBY yang menyebut beberapa orang dengan sebutan tidak amanah dan tidak memegang komitmen tersebut.
Baca Juga
Anies Baswedan mengatakan bahwa dirinya tidak mau menanggapi secara rinci pernyataan dari SBY tersebut lantaran dia menghormati mantan Presiden RI itu.
"Gini ya, sebenarnya saya tidak mau menanggapi secara detail ini semua. Syaa sangat hormat kepada Pak SBY," katanya.
Akan tetapi kemudian, Anies mengatakan bahwa ada beberapa fakta yang perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa masalah sudah muncul sejak akhir Agustus 2023.
Menurutnya, masalah muncul ketika Partai Demokrat ingin agar NasDem segera mendeklarasikan AHY sebagai Cawapres namun partai pimpinan Surya Paloh tersebut belum bersedia.
"Bahwa suratan takdir, mulai 27, 28, 29, ada percapakan intensif di tim 8. Dan pada tanggal 28 itu ada perbedaan pandangan yang tidak lagi dapat dipertemukan," ujar Anies.
"Apa perbedaan pandangannya Pada bulan Juni, saya sampaikan kepada Pak Surya Paloh, NasDem dan Demokrat bahwa dari semua opsi wakil yang ada, yang tersedia saat ini adalah AHY. Beliau tidak menolak, tapi mengatakan bahwa itu opsi pencalonan di ujung. Kemudian dari sisi Demokrat itu harus segera dideklarasi dan disepakati, dari sisi NasDem tidak bersedia," lanjutnya.