Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri Thailand mengungkapkan bahwa Perdana Menteri baru Thailand, yakni Srettha Thavisin akan melewatkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean di Indonesia.
Dikutip dari Reuters, Minggu (3/9/2023), Kementerian Luar Negeri Thailand dalam pernyataannya mengatakan bahwa nantinya Sekretaris permanen Sarun Charoensuwan akan mewakili Perdana Menteri Thailand pada KTT Asean.
Srettha sendiri memenangkan pemungutan suara parlemen untuk menjadi Perdana Menteri Thailand bulan lalu. Pada Sabtu (2/9/2023), dia diangkat sebagai menteri keuangan dalam sebuah kabinet yang didukung oleh raja.
Mengutip Bloomberg pada Minggu (3/9/2023), kabinet baru akan dilantik oleh Raja pada Sabtu (5/9/2023) pukul 17.00 waktu setempat. Ia juga akan menguraikan kebijakan-kebijakan pemerintah kepada parlemen pada tanggal 8 atau 11 September.
Nantinya, perjalanan pertama Srettha sebagai perdana menteri adalah ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 18 September.
Berdasarkan catatan Bisnis, Perdana Menteri sebelumnya dari Thailand, Thailand Prayuth Chan-ocha diketahui tidak hadir dalam KTT ke-42 Asean di Labuan Bajo. Hal ini diutarakan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Baca Juga
"Perdana Menteri Thailand menyatakan tidak dapat hadir mengingat Pemilu di Thailand akan dilakukan pada 14 Mei [2023], dan beliau mengutus Deputi Perdana Menteri untuk menjadi utusan khusus Perdana Menteri Thailand," jelas Retno.
Mengutip Bloomberg, Srettha juga adalah perdana menteri pertama dalam lebih dari empat dekade yang juga menjabat sebagai menteri keuangan.
Srettha, yang juga mantan taipan bisnis dan tim inti kementeriannya akan dihadapkan tugas untuk menghidupkan kembali perekonomian Thailand. Seperti diketahui, negara tersebut menghadapi kenaikan suku bunga dan perlambatan ekspor.
Thailand juga dihadapkan permasalahan utang rumah tangga yang mendekati rekor tertinggi. Para petani serta usaha kecil dan menengah masih belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.