Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Air PLTN Fukushima Aman, Jepang Targetkan Jumlah Tangkapan Ikan Seperti 2010

Jepang berupaya memulihkan target tangkapan ikan tahunannya menjadi 4,4 juta metrik ton sebagaimana pencapaian pada 2010.
Katsuo (cakalang) disimpan dalam es selama lelang grosir di Pelabuhan Kure, di Kota Nakatosa, Prefektur Kochi, Jepang, 14 Mei 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/File Foto
Katsuo (cakalang) disimpan dalam es selama lelang grosir di Pelabuhan Kure, di Kota Nakatosa, Prefektur Kochi, Jepang, 14 Mei 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Pada 2030, Jepang berupaya memulihkan target tangkapan ikan tahunannya menjadi 4,4 juta metrik ton sebagaimana pencapaian pada 2010. Hal ini didasari oleh perkiraan bahwa tak ada dampak pembuangan air dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima.

Pekan lalu, Jepang mulai melepaskan air limbah radioaktif yang telah diolah ke laut, hingga menuai kritik dari dalam dan luar negeri. Akibatnya, Jepang menghadapi larangan impor makanan laut termasuk dari mitra dagang terbesarnya, China.

“Pemerintah Jepang terus melakukan pemantauan untuk memastikan keamanan ikan lokal, sehingga pada dasarnya tidak ada dampak terhadap tujuan kami untuk memperluas produksi perikanan,” kata Takahisa Yamamoto, Asisten Direktur Divisi Perencanaan Kebijakan di Badan Perikanan Jepang, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (1/9/2023).

Meskipun dampak ekonomi tersebut dapat diabaikan, firma riset pasar Teikoku Databank mengatakan lebih dari 700 eksportir makanan Jepang terkena dampaknya. Adapun Pemerintah Jepang telah menjanjikan dukungan finansial kepada mereka.

Produksi perikanan Jepang, kecuali budidaya ikan, mencapai rekor terendah sebesar 2,92 juta ton pada tahun lalu, turun 9 persen dari tahun sebelumnya. Menurut Yamamoto, hal ini banyak disebabkan oleh perubahan arus yang mendorong ikan menjauh dari daerah tempat mereka biasanya diperoleh.

Untuk mengembalikan hasil tangkapan ke 4,4 juta ton, pihaknya berencana untuk meningkatkan stok ikan dengan menerapkan batas tangkapan. Hal ini juga mendukung para nelayan untuk membedakan hasil tangkapan mereka, mulai dari ikan sauri, cumi-cumi, dan salmon yang stoknya semakin berkurang karena kenaikan suhu air laut akibat pemanasan global. Sarden dan ikan ekor kuning juga termasuk.

Yamamoto mengatakan dukungan yang diberikan bertujuan membantu meningkatkan budidaya perikanan dan ekspor, seiring dengan meningkatnya konsumsi ikan secara global.

Di sisi lain, kebiasaan makan masyarakat Jepang menjadi lebih mirip dengan masyarakat Barat. Rerata konsumsi ikan per orang berkurang menjadi 23 kg pada 2021, jauh dari catatan 2021 sebesar 40 kg. Sementara itu, konsumsi daging meningkat dari 25 kg menjadi 34 kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper