Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas warga Korea Selatan (Korsel) khawatir dengan pembuangan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke laut berdasarkan hasil jajak pendapat (polling) yang diterbitkan pada Jumat (1/9/2023).
Jepang mengatakan air tersebut aman dan mulai melakukan pembuangan ke Samudera Pasifik pada 24 Agustus lalu, meskipun terdapat keberatan dari dalam dan luar negeri. Namun, pemerintah Korea Selatan menyatakan tidak melihat ada masalah ilmiah dengan pembuangan tersebut, meskipun pada prinsipnya tak setuju dan melarang impor makanan laut dari perairan Fukushima.
Presiden Yoon Suk-yeol telah memimpin kampanye untuk meredakan kekhawatiran masyarakat dan mendorong konsumsi makanan laut. Pada Kamis (31/8/2023), dia mengunjungi pasar ikan untuk berbelanja dan makan siang.
Meskipun demikian, kelompok lingkungan hidup Korea Selatan dan banyak anggota masyarakat merasa khawatir. Berdasarkan jajak pendapat Gallup Korea terhadap 1.002 orang, tingkat ketidaksetujuan terhadap Yoon telah meningkat ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Lebih dari tujuh dari 10 responden mengatakan mereka khawatir mengenai dampaknya terhadap makanan laut, sementara 60 persen mengatakan mereka enggan makan makanan laut tersebut.
“Separuh dari mereka yang mengidentifikasi diri sebagai konservatif dan mendukung pemerintah juga menyatakan keprihatinannya,” kata Gallup Korea, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (1/9/2023).
Baca Juga
Peringkat ketidaksetujuan terhadap Yoon naik menjadi 59 persen, dua poin persen lebih tinggi dari minggu lalu dan merupakan yang tertinggi dalam 16 minggu.
Yoon telah menjanjikan 80 miliar won (sekitar Rp925,12 miliar) tahun ini untuk mempromosikan konsumsi makanan laut dan telah berjanji untuk mengatasi apa yang disebutnya “berita palsu” tentang pembuangan tersebut.
Pemerintah Korsel juga telah meluncurkan program voucher yang menawarkan hingga 20.000 won atau sekitar Rp231 ribu kepada masyarakat yang membeli makanan laut.