Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat yang tinggal di Krimea yang diduduki Rusia semakin tidak senang dengan upaya militer Rusia yang memaksa mereka menjadi tentara, demikian laporan Pusat Perlawanan Nasional pada 27 Agustus.
Menurut sumber-sumber Pusat tersebut, pihak berwenang yang dibentuk oleh Rusia melakukan survei tertutup terhadap penduduk setempat untuk menanyakan pendapat mereka mengenai rancangan militer tersebut. Hasilnya, yang tidak diumumkan ke publik, menunjukkan “sikap yang sangat negatif” terhadap wajib militer.
Pusat tersebut mengatakan bahwa temuan survei ini memotivasi otoritas pendudukan untuk menawarkan tunjangan tambahan kepada wajib militer, namun tawaran ini tidak akan mempengaruhi suasana hati masyarakat.
Baca Juga
Proksi Rusia di seluruh wilayah pendudukan Ukraina telah memaksa penduduknya untuk masuk militer Rusia. Di Federasi Rusia juga, dimana kampanye untuk memaksa laki-laki masuk dinas militer terbukti sangat tidak populer, upaya untuk menarik calon tentara dengan keuntungan finansial telah meningkat.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina telah melakukan beberapa serangan terhadap sasaran di Krimea, termasuk serangan yang berhasil dilakukan pada 24 Agustus, Hari Kemerdekaan Ukraina.
Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan pada 23 Agustus bahwa penduduk setempat di Krimea yang diduduki harus melakukan apa pun yang mereka bisa untuk “menciptakan kondisi yang menguntungkan” bagi pembebasan pasukan.