Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa jenis masker standar dapat digunakan untuk mengurangi risiko polusi udara di DKI Jakarta
Hal ini disampaikan Agus Dwi Susanto, Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara Kemenkes dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes RI, Senin (28/8/2023).
“Pada prinsipnya, standar masker ini adalah yang mampu memfiltrasi polutan PM 2,5. Itu yang kita rekomendasikan,” katanya.
Berikut beberapa masker yang bisa digunakan untuk mengurangi dampak polusi udara:
1. Masker Respirator: Elastomeric, N95, KN95, KF94/95
Menurut Agus, terdapat empat jenis masker yang termasuk dalam kelompok ini, yaitu respirator elastomeric, respirator N95, KN 95, serta KF94/95.
Baca Juga
“Hanya saja ini tidak nyaman, kan pengap,” katanya.
Dia lebih merekomendasikan penggunaan masker kelompok ini untuk pekerja di luar ruangan, seperti pekerja lapangan dengan waktu kerja sekitar 8 jam.
Adapun kelompok masker respirator ini mempunyai kemampuan filtrasi PM 2,5 yang tinggi. Filtrasi masker respirator elastomeric mencapai lebih dari 95 persen, sementara jenis lainnya bervariasi antara 80-97 persen.
2. Face Mask dengan Filtrasi PM 2,5
Agus kemudian merekomendasikan masker yang lebih “ringan” bagi masyarakat yang beraktivitas kurang dari 8 jam di luar ruangan, yakni face mask yang dilengkapi filtrasi PM 2,5.
“Masker ini mirip masker biasa, tapi ia mampu memfiltrasi hingga 95 persen lebih. Banyak produk masker tersebut dari Jepang,” katanya.
Pihaknya melalui Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) memfasilitasi masyarakat yang hendak memastikan keberadaan masker ini.
3. Masker Kain + Filter PM 2,5 Disposable
Masyarakat dapat pula mengombinasikan masker kain dengan filter PM 2,5 disposable untuk mendapatkan proteksi serupa, dengan kemampuan filtrasi mencapai 95 persen.
“Ada masker kain yang memiliki tempat untuk menyelipkan filter. Apabila beraktivitas, filter ini dapat diganti tiap 12 jam sekali,” katanya.
4. Enhanced Performance Barrier Face Covering (EP-BFC)
Masker EP-BFC sebagai alternatif masker yang dapat digunakan masyarakat.
“Kemampuan filtrasinya mencapai 50-80 persen,” papar Agus.
5. Masker Bedah
Jika tidak memiliki beberapa jenis masker di atas, Agus mengatakan masyarakat masih dapat menggunakan masker bedah.
“Masker bedah masih boleh, karena masih dapat memproteksi 41 sampai 70 persen. Daripada tidak pakai, kan,” katanya.
Meskipun demikian, dia tidak merekomendasikan apabila yang digunakan hanya masker kain murni. Hal ini disebabkan rendahnya proteksi masker kain murni yang hanya memiliki kemampuan filtrasi sekitar 20 persen.