Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengaku bingung karena partainya kerap tak diindahkan dalam banyak hal, termasuk soal deklarasi.
"Kita berkoar-koar mengawal kasus mega korupsi Rp10 triliun BTS enggak dianggap, kita bersuara keras RUU Perampasan Aset harus segera disahkan, enggak dianggap. Kita ngomong keras-keras enggak dianggap. Kita deklarasi enggak dianggap juga," ucap Giring dalam acara Kopdarnas PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023) malam.
Dia pun makin bingung sebab ketika ada 'orang besar' kunjungi markas PSI, banyak pihak yang langsung menanggapinya dengan berbagai persoalan.
"Tiba-tiba DPP, rumah besar kita, didatangi oleh orang besar, satu Indoensia heboh Bro and Sist," jelas Giring.
Oleh sebab itu, Giring pun mendorong para kader untuk tetap selalu semangat meski tak dianggap maupun dicemooh.
"Kita harus jadi trendsetter, kita harus beda, idealisme kita harus kita jaga, integritas kita harus kita tetap kita jaga, Bro, Sist," ungkap Giring.
Baca Juga
Sebagai informasi, PSI menjadi partai politik yang pertama kali mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jadi calon presiden untuk Pilpres 2024 pada awal Oktober 2022.
Meski demikian, PDIP sebagai partai politiknya Ganjar menyindir pendeklarasian oleh PSI itu. Bahkan, hingga kini PSI tak dianggap sebagai rekan koalisi PDIP.
Sementara itu pada awal Agustus 2023, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengunjungi markas PSI di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kunjungan itu pun ditanggapi dengan ragam reaksi sebab PSI kerap mengkritik Prabowo sebelum bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).