Bisnis.com, JAKARTA - Pimpinan Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengklaim bahwa dia berada di Afrika dalam sebuah video yang dibagikan pada 21 Agustus oleh saluran Telegram "Razgruzka Vagnera" ("Unloading Wagner") yang ditautkan ke grup tentara bayaran.
Dalam video tersebut, Prigozhin, yang mengenakan perlengkapan tentara lengkap, berdiri di depan sebidang tanah kosong yang dia klaim berada di Afrika, dengan beberapa tentara di belakangnya.
"Wagner melakukan operasi pengintaian dan pencarian. Membuat Rusia semakin besar di semua benua, dan Afrika - bahkan lebih bebas. Keadilan dan kebahagiaan bagi rakyat Afrika. Mimpi buruk bagi ISIS, Al-Qaida, dan geng lainnya," katanya dalam video tersebut.
Selain bertempur bersama tentara reguler Rusia di Ukraina sebelum pemberontakan jangka pendek terhadap Kremlin pada bulan Juni, Kelompok Wagner telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan dan pembunuhan di luar proses hukum, di Mali bersama tentara Mali yang memerangi jihadis. serta di Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah, Sudan, dan Mozambik.
Pemerintah Inggris mengumumkan pada 20 Juli gelombang sanksi baru terhadap 13 individu dan bisnis yang terkait dengan aktivitas Grup Wagner di Mali, Republik Afrika Tengah, dan Sudan.
Salah satu orang yang menjadi sasaran Inggris adalah Ivan Maslov, kepala Grup Wagner di Mali, atas perannya dalam pembantaian lebih dari 500 orang di Moura pada Maret 2022.
Baca Juga
Rekaman pesan video Prigozhin mengikuti informasi bahwa lebih dari seribu tentara bayaran Grup Wagner telah meninggalkan Belarusia karena mereka tidak puas dengan gaji mereka, Pusat Perlawanan Nasional militer Ukraina melaporkan pada 19 Agustus.
Sumber di Belarus mengatakan kepada Center bahwa jumlah pejuang Wagner telah turun dari 5.800 menjadi 4.400.