Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan RI akan mendatangkan 12 pesawat nirawak atau drone dari Turkish Aerospace dengan nilai transaksi US$300 juta atau setara dengan Rp4,5 triliun.
Hal tersebut terjadi setelah Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk melakukan alih teknologi Alat Utama Sistem Senjata, yang terdiri dari semua peralatan pokok yang dimiliki dan digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Presiden Jokowi @jokowi minta kepada Menhan Prabowo @prabowo, memastikan adanya alih teknologi di setiap pengadaan alutsista, yang bekerjasama dengan negara lain," tulis Kemhan RI di Twitter, Minggu (20/8/2023).
Kemudian perintah itu direalisasikan dengan salah satunya membeli 12 unit UAV Anka beserta kelengkapannya yang merupakan drone berasal dari Turki dengan nilai Rp4,5 triliun.
Salah satu kehebatan Drone asal Negara Gerbang Timur dan Barat ini adalah dapat dilengkapi rudal dan bom sehingga dalam mengurangi resiko korban di medan tempur.
"Drone ANKA tidak hanya memiliki banyak kemampuan, namun juga dapat dilengkapi rudal atau bom, sehingga efektif mengurangi resiko korban prajurit dalam pertempuran," tambah Kemhan di Twitter.
Baca Juga
Sebagai informasi, kesepakatan dengan Turkish Aerospace, perusahaan yang berpusat di Ankara, Turki itu telah dilakukan pada Februari.
Drone itu akan mulai dikirimkan dalam waktu 32 bulan setelah penandatanganan kesepakatan secara bertahap, mulai dari enam unit akan didatangkan dari Turki dan enam lainnya disebut akan dibuat di Indonesia.
Dalam kesepakatan tersebut, Kementerian Pertahanan tidak hanya akan mendapatkan 12 unit drone, tetapi juga termasuk pelatihan dan simulator penerbangan.