Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Kemenkumham Buka Peluang WFH

Kemenkumham tengah menyiapkan sejumlah upaya agar aktivitas kantor lebih ramah terhadap lingkungan, salah satunya WFH.
Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menghimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas menggunakan kendaraan pribadi karena buruknya kualitas udara menurut data DLH DKI 70 persen beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menghimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas menggunakan kendaraan pribadi karena buruknya kualitas udara menurut data DLH DKI 70 persen beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tengah menyiapkan sejumlah upaya agar aktivitas kantor lebih ramah terhadap lingkungan imbas dari kondisi polusi udara di Jakarta yang makin buruk.

Salah satunya adalah mendorong implementasi bekerja dari rumah atau work from home (WFH).  

Direktur Jenderal HAM Dhahana Putra mengatakan bahwa langkah-langkah inovasi maupun inisiatif "hijau" tersebut bertujuan untuk menekan emisi karbon, diperlukan untuk menjawab tantangan polusi Jakarta

"Dalam jangka pendek, sistem WFH atau kerja hybrid jika dimungkinkan memang perlu dilakukan di kantor-kantor, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini juga dalam rangka rangka mengurangi emisi karbon sekaligus melindungi hak atas kesehatan para karyawan maupun pegawai," kata Dhahana dalam keteranganya, Sabtu (19/8/2023).

Dia berharap dengan langkah tersebut dapat melindungi kesehatan masyarakat sebagaimana yang didorong di dalam ICESCR. 

Dhahana menyebut kesehatan merupakan bagian penting dalam HAM. Hak atas kesehatan tersebut diakui dalam Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya (ICESCR). 

Dhahana mengatakan bahwa persoalan polusi udara di Jakarta memiliki kompleksitas yang tinggi. Dirinya berharap semua pemangku kepentingan dapat mencermati dengan baik arahan pemerintah terkait penanganan polusi di Jakarta.

"Solusi yang disampaikan Presiden menunjukkan bahwa penanganan polusi udara di Jakarta ini memerlukan komitmen bersama bukan hanya dari pemerintah, juga para pelaku usaha dan publik," ujarnya.

Atas dasar tersebut, Dhahana mengungkapkan pihaknya menyiapkan sejumlah upaya agar aktivitas kantor lebih ramah terhadap lingkungan.

Dhahana menyakini bahwa langkah-langkah inovasi maupun inisiatif "hijau" untuk menekan emisi karbon, diperlukan untuk menjawab tantangan polusi Jakarta. 

"Harapannya tentu dengan demikian kita bersama dapat melindungi kesehatan masyarakat hari ini dan generasi mendatang dari polusi udara sebagaimana yang didorong di dalam ICESCR," ucap Dhahana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper