Bisnis.com, JAKARTA - Pilot Ukraina pertama yang menjalani pelatihan jet tempur F-16 tidak akan siap menerbangkannya sampai musim panas 2024, Washington Post melaporkan pada 11 Agustus, mengutip pejabat pemerintah dan militer Ukraina.
Hanya enam pilot, yaitu sekitar setengah skuadron, yang akan menjalani pelatihan putaran pertama, kata dua pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya. Dua pilot lagi telah diidentifikasi sebagai kandidat cadangan, lapor Washington Post.
Meskipun fasih berbahasa Inggris, para pilot harus terlebih dahulu menjalani pelajaran bahasa Inggris selama empat bulan di Inggris untuk mempelajari terminologi yang diperlukan untuk menerbangkan jet.
Artinya, pelatihan tempur itu sendiri diperkirakan baru akan dimulai pada Januari 2024, lapor Washington Post. Grup kedua dengan ukuran yang kira-kira sama akan siap sekitar akhir tahun depan, kata outlet itu.
Selain itu, 20 pilot lagi dengan keterampilan bahasa Inggris minimal dilaporkan tersedia untuk memulai pengajaran bahasa di Inggris dalam sebulan.
Menurut Washington Post, penundaan menyoroti pembagian antara Barat, yang melihat F-16 terutama sebagai alat untuk keamanan jangka panjang Ukraina, dan Kyiv, yang berharap untuk menyebarkan jet modern melawan pasukan Rusia sesegera mungkin.
Baca Juga
Bulan lalu, AS mengatakan akan mengizinkan negara-negara Eropa untuk melatih Ukraina dengan jet tempur F-16 sebagai keuntungan potensial bagi upaya Ukraina untuk melawan superioritas udara Rusia.
Pada bulan Mei, Biden telah memberi tahu para pemimpin G7 bahwa AS akan mendukung upaya bersama dengan sekutu dan mitra untuk melatih pilot Ukraina menggunakan pesawat generasi keempat, termasuk F-16.
Pada 9 Agustus, Pentagon mengonfirmasi bahwa Presiden AS Joe Biden "telah memberikan lampu hijau" untuk mengizinkan dan mendukung pelatihan pilot Ukraina untuk menerbangkan jet tempur F-16.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa pelatihan pilot Ukraina harus dimulai bulan ini. Menurut pejabat AS, proses ini harus dilakukan di wilayah dua anggota NATO, Rumania dan Denmark.