Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berupaya mengajukan dana US$24 miliar atau Rp365 triliun kepada Kongres untuk menyetujui bantuan ke Ukraina pada Kamis (10/8/2023).
Selain untuk Ukraina, Biden juga mengajukan US$4 miliar atau Rp60,9 triliun kepada Kongres untuk keamanan perbatasan dan US$12 miliar atau Rp182,6 triliun untuk bantuan bencana.
Total dana yang diajukan ke Kongres sekitar US$40 miliar atau Rp609 triliun.
Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan bahwa kebutuhan sangat besar dan Gedung Putih berharap kesepakatan dapat dicapai dengan Kongres atas permintaan itu.
Akan tetapi, permintaan tersebut dapat menghadapi tentangan di Kongres, beberapa anggota Partai Republik sayap kanan terutama yang memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden Donald Trump ingin mengurangi bantuan yang telah dikirim Washington ke Kyiv sejak pasukan Rusia menginvasi pada Februari 2022.
Melansir Reuters, Trump yang merupakan calon terdepan dalam persaingan untuk menjadi calon presiden dari Partai Republik pada 2024, telah mengkritik tajam dukungan AS untuk Ukraina dalam perang.
Baca Juga
Sebanyak 70 anggota DPR mendukung proposal untuk memotong dana bagi Ukraina pada Juli lalu.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan bahwa ada dukungan bipartisan yang kuat di Senat yang dipimpin oleh Partai Demokrat untuk melakukan lebih banyak hal untuk mendukung Ukraina, dan membantu warga AS yang terkena dampak bencana alam.
"Permintaan terbaru dari pemerintahan Biden menunjukkan komitmen berkelanjutan Amerika untuk membantu warga Amerika di dalam negeri dan teman-teman kita di luar negeri, dan harus mengirimkan sinyal yang jelas kepada Vladimir Putin, pemerintah China, dan pihak-pihak lain tentang tekad AS dalam membela demokrasi di seluruh dunia," ujar Schumer mendukung Biden.
Pemimpin Partai Republik di Senat Mitch McConnell, mengatakan bahwa dia berharap dapat meninjau permintaan tersebut untuk memastikan bahwa hal itu perlu dan tepat untuk menjaga Amerika tetap aman, mengamankan perbatasan, mendukung sekutu, dan membantu masyarakat membangun kembali setelah bencana.
McConnell sangat mendukung bantuan untuk Ukraina, dengan mengatakan bahwa sebagian besar uang tersebut dibelanjakan di AS dan pentingnya dunia demokratis yang bersatu melawan agresi, baik dari Rusia maupun China.
Saat ditanyai kritik dari Partai Republik bahwa permintaan tersebut melanggar kesepakatan anggaran yang dicapai pada Juni, pejabat itu mengatakan bahwa ketika kesepakatan itu ditandatangani, maka tidak ada yang bisa menghalangi permintaan dana darurat.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, namun kami berharap bahwa kami dapat bersatu," ujar pejabat tersebut.