Bisnis.com, JAKARTA - Jutaan orang di seluruh dunia, Asia Tenggara termasuk di Amerika Utara dan Eropa, mengalami panas terik pada tahun 2023. Sejumlah besar kota telah melaporkan suhu rekor, para ilmuwan mengatakan bahwa Juli hampir pasti menjadi bulan terpanas di dunia.
Negara-negara telah berupaya untuk menjaga dunia dari pemanasan, kenaikan 1,5 derajat Celsius batas yang dilihat sebagai ambang kunci untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim dengan mengurangi emisi bahan bakar fosil.
Akan tetapi, para ilmuwan mengatakan ada kemungkinan besar batas ini akan dilanggar dalam 4 tahun ke depan.
Suhu bumi sekarang naik sekitar 1,1 derajat Celsius lebih hangat daripada masa pra-industri. Namun yang mengkhawatirkan, peningkatan itu bahkan lebih tinggi di Asia pada tahun ini.
Sebuah laporan baru-baru ini yang disusun oleh beberapa ilmuwan iklim, menemukan bahwa suhu awal tahun ini naik 2 derajat Celsius pada banyak bagian Asia, wilayah yang dihuni lebih dari 4,5 miliar orang, dan dampak panas ekstrem telah dirasakan di negara-negara di seluruh benua pada tahun ini.
23 Orang Tewas
Melansir BBC, sedikitnya 23 orang tewas akibat suhu panas di Korea Selatan antara Mei dan Agustus, lebih dari tiga kali lipat jumlah dari periode yang sama, pada tahun lalu.
Suhu telah meningkat hingga setinggi 38 derajat Celsius di beberapa bagian negara. Ratusan peserta Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Buan, dilanda kepanasan, dan bagian lain negara itu menyaksikan hujan lebat dan banjir.
Jepang mengeluarkan peringatan sengatan panas di sebagian negaranya setelah suhu memecahkan rekor di banyak bagian negara itu, pada pertengahan Juli.
Ibu Kota Tokyo mengalami suhu panas yang mencapai rekor tertinggi 38 derajat Celsius (100,4F), 8 derajat Celius lebih tinggi dari rata-rata musim panas Tokyo.
Selain itu, media lokal melaporkan bahwa lebih dari 9.000 orang dirawat di rumah sakit akibat sengatan panas di seluruh negeri, hanya dalam sepekan di Juli 2023.