Junta Kecam Campur Tangan Asing
Tidak jelas berapa banyak dukungan yang dimiliki blok ECOWAS.
Negara tetangga Chad, yang bukan bagian dari ECOWAS tetapi pemimpin militernya, Presiden Mahamat Idriss Deby, berperan dalam upaya mediasi minggu ini, mengatakan tidak akan melakukan intervensi militer.
"Kami selalu menganjurkan dialog antara warga Niger dan kami tidak akan pernah mengintervensi dengan cara militer," kata Menteri Pertahanan Chad, Jenderal Daoud Yaya Brahim, kepada televisi nasional pada Jumat (4/8/2023).
ECOWAS telah memberlakukan sanksi terhadap Niger dan mengirim delegasi ke Ibu Kota Niamey pada Kamis (3/8/2023) untuk mencari "resolusi damai". Namun seorang sumber di rombongan mengatakan bahwa mereka ditolak mentah-mentah dan tidak bertahan lama.
"Kami ingin diplomasi berhasil, dan kami ingin pesan ini disampaikan dengan jelas kepada mereka bahwa kami memberi mereka setiap kesempatan untuk membalikkan apa yang telah mereka lakukan," kata Musah.
Presiden Nigeria Bola Tinubu mengatakan kepada pemerintahnya untuk mempersiapkan opsi termasuk pengerahan personel militer, dalam sebuah surat yang dibacakan ke Senat pada hari Jumat (4/8/2023). Senegal juga mengatakan akan mengirim pasukan.
Konsekuensi yang Menghancurkan
Junta mengecam campur tangan pihak luar dan mengatakan akan melawan.
Pemimpin kudeta berusia 59 tahun, Abdourahamane Tiani, menjabat sebagai komandan batalion pasukan ECOWAS selama konflik di Pantai Gading pada tahun 2003, sehingga dia mengetahui apa yang terlibat dalam misi intervensi semacam itu.
Dukungan untuknya dari sesama junta di negara tetangga Mali dan Burkina Faso juga dapat merusak tanggapan regional. Kedua negara mengatakan mereka akan membela Niger.
Ditahan di kediaman presiden di Niamey, Bazoum, 63, yang terpilih pada 2021, mengatakan dalam sambutan pertamanya sejak kudeta bahwa dia adalah seorang sandera dan membutuhkan bantuan AS dan internasional.
"Jika (kudeta) berhasil, itu akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi negara kita, wilayah kita, dan seluruh dunia," tulisnya dalam opini Washington Post, mendukung sanksi ekonomi dan perjalanan ECOWAS.