Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan Australia Minta China Pengaruhi Keputusan Rusia Terkait Laut Hitam

Amerika Serikat dan Australia mengutuk sikap politisasi Rusia terhadap pangan global dalam pernyataan bersama pada 29 Juli.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dan Australia mengutuk sikap politisasi Rusia terhadap pangan global dalam pernyataan bersama pada 29 Juli.

AS dan Australia kompak meminta kekuatan dunia seperti China untuk mempengaruhi arah Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Penarikan Rusia dari Black Sea Grain Initiative telah meningkatkan kekhawatiran akan kerawanan pangan secara global, termasuk di China.

Para perwakilan mendorong China untuk "mengatasi isu-isu kepentingan global dan bersama termasuk perubahan iklim, ketahanan pangan dan gizi global, perdagangan, dan stabilitas ekonomi makro."

Kedua negara juga mengutuk pasokan drone Iran ke Rusia dan menyebut ancaman nuklir Rusia sebagai "ancaman yang tidak dapat diterima."

China telah berulang kali berjanji untuk tidak mengirim senjata ke Rusia untuk mendukung perang di Ukraina, dan sebagian besar menggambarkan dirinya sebagai negara netral. Meskipun demikian, negara tersebut sebelumnya diketahui memasok Rusia dengan bantuan militer, termasuk drone, semikonduktor, dan suku cadang jet tempur.

Adapun sebelumnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz padjuga telah meminta China untuk lebih menggunakan pengaruhnya atas Rusia dalam hal perang di Ukraina.

Berbicara bersama Perdana Menteri China Li Qiang setelah pembicaraan bilateral di ibu kota Jerman, Scholz juga mengatakan China seharusnya tidak memasok senjata ke Rusia dan bahwa perang di Ukraina tidak boleh menjadi konflik yang membeku.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper