Bisnis.com, SOLO - Temuan terbaru intelijen AS menyebut bahwa China menjadi dalang di balik perkasanya Rusia selema ini.
Seperti diketahui, Rusia telah mengalami banyak sanksi setelah memutuskan melakukan invasi ke Ukraina tahun lalu. Tapi, Kremlin tampak tak bergeming.
Meski banyak menerima sanksi dari Barat, Vladimir Putin masih punya kekuatan untuk menyerang dan memperbanyak cadangan kekayaan negara tersebut. Dilansir AA.com, ternyata ada China di balik keperkasaan Rusia ini.
Menurut laporan yang dirilis dari Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, China telah menyediakan teknologi dan peralatan perang untuk militer Rusia selama ini.
Laporan berjudul "Dukungan yang Diberikan oleh Republik Rakyat Tiongkok untuk Rusia," itu juga menunjukkan bahwa Beijing sedang mengejar berbagai mekanisme dukungan ekonomi untuk Rusia yang mengurangi dampak sanksi Barat dan kontrol ekspor.
Dikatakan juga bahwa China telah meningkatkan impor minyak dan gas Rusia yang dialihkan dari Eropa. Ternyata ini yang membuat Rusia tetap berdiri kokoh di balik sanksi yang menjeratnya.
Baca Juga
“Beijing juga secara signifikan meningkatkan penggunaan mata uangnya, yuan, dan infrastruktur keuangannya dalam interaksi komersial dengan Rusia, memungkinkan entitas Rusia untuk melakukan transaksi keuangan tanpa hambatan dari larangan Barat,” kata laporan itu.
Intelijen AS juga menilai bahwa China telah menjadi penopang yang semakin penting bagi Rusia dalam upaya perangnya.
Beijing diketahui memberi Rusia teknologi penggunaan ganda yang digunakan militer Moskow untuk melanjutkan perang di Ukraina.
Dalam satu contoh, laporan tersebut mengindikasikan bahwa pada bulan Maret, China telah mengirimkan lebih dari $12 juta dalam bentuk drone dan suku cadang drone ke Rusia.
Jelas China tak beriringan dengan manuver yang dilakukan oleh AS dan sekutunya selama ini.
AS dan sekutu internasionalnya telah berusaha untuk membatasi kemampuan Rusia untuk mengobarkan perang, termasuk melalui upaya untuk membatasi aksesnya ke apa yang dikenal sebagai "teknologi penggunaan ganda," atau peralatan yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dengan tujuan militer.
Awal pekan ini, sebuah laporan mengatakan perusahaan-perusahaan yang berbasis di China memasok Rusia dengan peralatan yang sangat dibutuhkan yang dapat digunakan pasukan Kremlin di medan perang di Ukraina.
Itu termasuk pesanan dari pembeli Rusia untuk ratusan ribu rompi antipeluru dan helm, drone komersial yang memungkinkan pasukan darat untuk mengidentifikasi dan menghubungi target, dan pembidik optik termal yang memungkinkan para pejuang menembak lebih akurat di malam hari.