Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Para Pemimpin Afrika Tekan Putin untuk Kesepakatan Biji-bijian

Pemimpin Afrika mendesak Putin pmelanjutkan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang Ukraina dan memperbarui kesepakatan ekspor biji-bijian.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (24/6/2023), menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan dan ahrus dihukum./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (24/6/2023), menegaskan bahwa pemberontakan bersenjata oleh tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianatan dan ahrus dihukum./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Para pemimpin Afrika mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (28/7/2023) untuk melanjutkan rencana perdamaian mereka dalam mengakhiri perang Ukraina dan memperbarui kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina yang dirusak Rusia pekan lalu.

Meskipun tidak secara langsung mengkritik Rusia, intervensi mereka pada hari kedua pertemuan puncak dengan Putin sebagai pengingat untuk Putin terkait keprihatinan Afrika atas konsekuensi perang, terutama untuk harga pangan.

"Inisiatif (perdamaian) Afrika layak mendapat perhatian secepatnya, tidak boleh diremehkan. Kami sekali lagi mendesak pemulihan perdamaian di Eropa," kata Presiden Republik Kongo, Denis Sassou Nguesso, kepada Putin dan sesama pemimpin Afrika di St Petersburg.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mendesak Rusia untuk menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dari pelabuhannya walaupun perang masih tetap berlangsung.

Dilansir dari Reuters, Sisi mengatakan pada KTT itu penting untuk mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu karena negaranya menjadi importir terbesar biji-bijian.

Putin menjawab dengan berargumen bahwa kenaikan harga pangan dunia merupakan konsekuensi dari kesalahan kebijakan Barat jauh sebelum perang Ukraina.

Dia mengatakan Rusia keluar dari perjanjian Laut Hitam minggu lalu karena perjanjian itu membuat negara-negara termiskin tidak mendapatkan biji-bijian dan Barat tidak menepati kesepakatannya.

Sejak menarik diri dari kesepakatan itu, Rusia telah berulang kali mengebom pelabuhan Ukraina dan depot biji-bijian yang memicu tuduhan dari Ukraina dan Barat bahwa Rusia menggunakan makanan sebagai senjata perang sehingga harga biji-bijian global naik lagi.

Putin menggunakan KTT St Petersburg untuk mencoba menyuntikkan momentum baru ke dalam hubungan Rusia dengan Afrika.

Ia menjanjikan peningkatan perdagangan dan investasi sebagai bagian dari dorongan untuk melawan apa yang dia gambarkan sebagai tatanan dunia hegemonik yang didominasi AS.

Pada Kamis (27/7/2023), dia berjanji untuk mengirimkan biji-bijian Rusia gratis dalam beberapa bulan ke depan ke enam negara yang menghadiri KTT tersebut.

Dalam sambutannya, Putin mengatakan Moskow menghormati proposal perdamaian Afrika di Ukraina dan mempelajarinya dengan cermat.

Rusia telah lama mengatakan secara terbuka untuk pembicaraan terkait tanggapan dari para pemimpin Afrika, tetapi Rusia harus memperhitungkan "realitas baru" di lapangan bahwa dia menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina setelah 17 bulan perang dan telah mengklaim empat wilayah Ukraina sebagai miliknya.

Presiden Ukrain, Volodymyr Zelensky telah menolak gagasan gencatan senjata sekarang yang akan membuat Rusia menguasai tanah itu dan memberi pasukannya waktu untuk berkumpul kembali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper