Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti di Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Sugiarto mengatakan bahwa berdasarkan hipotesis awal, dicurigai adanya patahan sesar Cugenang yang menjadi penyebab gempa bumi di Cianjur.
Dia menyatakan bahwa ada lima area di empat desa yang ada di Kecamatan Cugenang, Cianjur yang dicurigai terdapat patahan sesar.
"Sudah kita evaluasi juga, di tahap 1 ini ada 5 area yang kita curigai ada patahan sesar yaitu di 4 desa, di Kecamatan Cugenang ini, yaitu di Desa Cibulakan, Desa Benjot, Desa Gasol dan Desa Mangunkerta," katanya kepada wartawan, saat memberikan keterangan di lokasi gempa bumi terparah di Cugenang, Cianjur, pada Kamis (27/7/2023).
Dia menyatakan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan kementerian serta lembaga lainnya bahwa sesar Cugenang ini memang ada, tetapi belum bisa dikonfirmasi lokasi patahannya.
"Sesar Cugenang dari koresponden BMKG dan kementerian, serta lembaga terkait juga sudah disampaikan, tapi kita belum confirm atau satu suara," lanjutnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa sesar patahan di Cugenang sampai saat ini belum ditemukan. Dia menjelaskan bahwa jika ditemukan maka parameter sesar aktifnya sudah jelas.
Baca Juga
"Belum ditemukan karena disebut ditemukan itu kalau data parameter sesar aktifnya sudah jelas, panjangnya dimana, titik koordinatnya dimana, lewati area mana, miringnya kemana, kedalamannya berapa, itu yang sedang kita lakukan, kita harus dapat persis posisi patahannya dimana, dalamnya berapa, panjangnya berapa, serta daerah mana yang harus diwaspadai akan dilewati patahan tersebut," tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa gempa bumi pertama yang terjadi di Cianjur ini terus terjadi gempa susulan bahkan sampai Mei 2023.
Selanjutnya, dia menyatakan bahwa gempa bumi di Cianjur ini termasuk dengan sifat sesar mendatar karena energi yang dilepaskan juga berangsur-angsur.
"Ini dari analisa seismologi BMKG, kalau sesarnya normal atau sesar turun, itu pelepasan energinya akan terjadi seketika patah. Tapi kalau sifatnya sesar mendatar, energi yang dilepaskan juga berangsur angsur. Jadi gempa susulan kan kita masih merasakan hingga Desember, Januari, Maret atau bahkan April hingga Mei masih ada 5-10 gempa susulan. Itu mudah-mudahan energinya sudah tinggal sisa," ucapnya.
Sementara itu, dia menekankan bahwa masyarakat juga mesti waspada, karena terkadang memang di bawah permukaan yang harus diwaspadai, tiba-tiba sudah menganggapnya aman, tetapi ternyata ada patahan yang berbahaya.
Seperti diketahui, Kabupaten Cianjur dilanda gempa bumi dengan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022).
Gempa bumi di Cianjur berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur dengan kedalaman gempa 10 km.
Adapun gempa itu memiliki dampak yang sangat besar hingga menyebabkan banyak korban, dan getarannya terasa hingga Jakarta.