Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Qin Gang menghilang dari hadapan publik. Dia terakhir terlihat di depan umum pada 25 Juni 2023.
Pertemuan terakhirnya yaitu saat mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Rusia, Vietnam, dan Sri Lanka.
Sejak itu, Qin Gang absen dari tugasnya pada saat aktivitas diplomatik Beijing berjalan intens, termasuk upaya untuk menstabilkan hubungan dengan Washington.
Qin Gang juga sebelumnya dijadwalkan untuk bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada 4 Juli 2023.
Akan tetapi, setelah itu pejabat UE mengumumkan bahwa China membatalkan pertemuan itu tanpa penjelasan, beberapa hari setelahnya.
Meski begitu, hingga saat ini tidak ada alasan yang diberikan atas pemecatan Qin Gang, sementara keberadaannya tetap tidak diketahui sampai saat ini.
Baca Juga
Pemecatan Qin Gang dari Menlu China telah diumumkan dengan keputusan yang diambil dalam sesi ke-4 Kongres Rakyat Nasional ke-14 yang diadakan di Balai Besar Rakyat di Beijing.
“Badan legislatif tertinggi China memilih untuk menunjuk Wang Yi sebagai Menteri Luar Negeri saat mengadakan sesi pada hari Selasa. Qin Gang dicopot dari jabatan Menteri Luar Negeri," kata media China, Xinhua.
Misteri seputar keberadaan Qin Gang dan pemecatannya saat ini, menyoroti sifat rahasia pemerintah China.
“Tidak jarang tokoh terkenal seperti pebisnis atau selebritas menghilang sementara dari mata publik setelah melakukan pelanggaran terhadap pihak berwenang. Tapi hal itu terjadi pada figur pemerintah yang begitu kuat memang jarang terjadi, " kata seorang koresponden.
Seorang peneliti senior di Paul Tsai China Center Universitas Yale Nicholas Bequelin mengatakan pergantian kepemimpinan yang tiba-tiba di Kementerian Luar Negeri China diperkirakan akan menyebabkan gangguan di jajaran diplomatik Beijing.
“Ini sangat memalukan bagi China. Qin Gang, Menteri Luar Negeri adalah wajah publik China dengan dunia di panggung internasional dan sulit untuk melebih-lebihkan dampak negatif yang terjadi di kalangan diplomat di seluruh dunia," katanya, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Rabu (26/7/2023).
Selain itu, analis Institut Kebijakan Masyarakat Asia Neil Thomas mengatakan bahwa Qin Gang juga dikenal sebagai salah satu penasihat Presiden China Xi Jinping yang paling tepercaya.
“Qin Gang dipilih sendiri oleh Xi sendiri untuk melompati lebih banyak kandidat mapan untuk menjadi menteri luar negeri tahun lalu. Jadi dia benar-benar pilihan kapten, bahkan lebih dari banyak sekutu Xi lainnya dalam hal kecepatan kenaikan mereka melalui jajaran Partai Komunis," ucapnya.
Bequelin mencatat bahwa Xi sendiri yang menentukan arah kebijakan luar negeri China, dengan Wang Yi ditugaskan untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
“Qin Gang, sebagai menteri luar negeri, adalah orang yang menjalankan mesin sehari-hari. Tapi itu tetap sangat penting karena diplomat mengandalkan kepercayaan, saling mengenal, pada kemampuan untuk menjangkau satu sama lain. Jadi sangat memprihatinkan ketika menteri luar negeri menghilang selama sebulan tanpa penjelasan yang tepat,” katanya.
Dia berargumen bahwa perkembangan tersebut menyadarkan kembali orang-orang bahwa China tidak dapat diprediksi bahwa kapan saja orang dapat menghilang, dan tidak memiliki jaminan apapun yang akan terjadi pada hari berikutnya.
“Saya pikir itu adalah pengingat yang coba dihindari oleh China karena menempatkan dirinya sebagai semacam arsitek yang sangat stabil, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan dari tatanan dunia baru yang seharusnya datang setelah yang dipimpin Amerika Serikat (AS),” tambahnya.