Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat kembali berencana menyuntik paket bantuan militer kepada Ukraina senilai US$400 juta pada Selasa (25/7/2023).
Tiga pejabat AS mengatakan, bantuan tersebut terdiri dari artileri, rudal pertahanan udara, dan kendaraan darat. AS tidak memasukkan munisi tandan dalam paket bantuan senjata ini.
Paket tersebut juga berisi beberapa pengangkut personel lapis baja Stryker, peralatan pembersih ranjau, amunisi untuk NASAMS, amunisi untuk sistem roket artileri HIMARS, senjata anti tank termasuk TOW dan Javelin, serta amunisi untuk sistem anti pesawat Patriot dan Stinger.
Paket tersebut masih dalam tahap finalisasi dan bisa berubah.
Melansir Reuters, Sabtu (22/7/2023) paket ini akan didanai menggunakan Presidential Drawdown Authority (PDA) yang memberi wewenang kepada Presiden untuk mentransfer layanan dari saham AS tanpa persetujuan kongres selama keadaan darurat.
Paket bantuan keamanan ini akan menjadi yang ke-43 yang disetujui Amerika Serikat untuk Ukraina, sejak invasi Rusia pada Februari 2022, dengan total lebih dari US$41 miliar.
Baca Juga
Menurut catatan Bisnis, Jumat (21/7/2023), Rusia meluncurkan rudalnya ke kota pelabuhan Odesa selama tiga hari berturut-turut setelah penarikan Rusia dari Black Sea Grain Initiative, sebuah perjanjian yang memungkinkan Ukraina untuk mengekspor pasokan biji-bijian selama masa perang. Menurut laporan pejabat Ukraina, pelabuhan yang diserang berisi lebih dari satu juta ton makanan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan biji-bijian dalam kondisi tertentu, termasuk penghapusan sanksi ekonomi dan kembalinya Rusia ke sistem perbankan SWIFT.
Pada 19 Juli, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan setiap kapal di pelabuhan Ukraina sebagai sasaran militer.