Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPK Duga Rafael Alun Putar Duit Gratifikasi untuk Bisnis

KPK menduga mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo menggunakan aliran dana gratifikasi untuk kegiatan usaha atau bisnis.
Tersangka kasus dugaan gratifikasi pemeriksaan pajak di Ditjen Pajak selama 2011-2023, Rafael Alun Trisambodo, usai menjalani pemeriksaan perdana di Gedung Merah Putih KPK, Senin (10/4/2023). JIBI/Bisnis-Dany saputra
Tersangka kasus dugaan gratifikasi pemeriksaan pajak di Ditjen Pajak selama 2011-2023, Rafael Alun Trisambodo, usai menjalani pemeriksaan perdana di Gedung Merah Putih KPK, Senin (10/4/2023). JIBI/Bisnis-Dany saputra

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga aliran dana gratifikasi milik mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo digunakan untuk kegiatan usaha atau bisnis. 

Dugaan itu ditelusuri oleh penyidik KPK saat memeriksa tiga orang saksi kemarin, Kamis (20/7/2023). 

"Para saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan adanya penempatan disertai perputaran aliran sejumlah uang oleh tersangka RAT [Rafael Alun Trisambodo] melalui beberapa kegiatan bisnis," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Jumat (21/7/2023). 

Ketiga saksi yang diperiksa KPK itu yakni pimpinan money changer Sandi Valas Ahmad Marzuki, wirawasta Timothy Pieter Pribadhi, dan Komisaris Utama PT Keluarga Segar Sehat Sjamsuri Liga.

Di sisi lain, KPK juga terus mengusut terkait dengan penerimaan uang gratifikasi yang diterima Rafael dari wajib pajak (WP), melalui perusahaan konsultan pajak miliknya. 

Pengusutan itu diantaranya melalui pemeriksaan tiga orang saksi, Selasa (18/7/2023), yaitu Manajer Keuangan PT Cubes Consulting Yulianto Noor, serta wiraswasta Richard R. Wiriahardja dan Ciswanto. 

"Para saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait pendapatan fee [uang] yang diterima tersangka RAT dari beberapa wajib pajak melalui perusahaan konsultan pajak miliknya," kata Ali pada keterangan terpisah, Kamis (20/7/2023).

Sekadar informasi, mantan Kabag Umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta II itu ditetapkan lembaga antirasuah sebagai tersangka gratifikasi pemeriksaan pajak, serta pencucian uang. 

KPK menduga nilai gratifikasi yang diterima Rafael selama 2011-2023 yakni sekitar US$90.000 atau sekitar Rp1,34 miliar. Dia juga diduga menggunakan perusahaan konsultan pajak miliknya, PT Artha Mega Ekadhana (AME), untuk memberikan jasa konsultasi perpajakan dan pembukuan kepada WP bermasalah yang ditanganinya. 

Selain itu, penyidik telah menyita aset hasil pencucian uang Rafael senilai Rp150 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper