Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan bahwa Rusia menggunakan kelaparan sebagai alat untuk memeras dunia.
Presiden Volodymyr Zelensky juga menyebut keputusan Rusia untuk menolak menandatangani perpanjangan Kesepakatan Butir Laut Hitam sebagai "pemerasan" dalam pidato malamnya.
Ditanya oleh pembawa acara televisi AS CBS Mornings apa pesannya kepada Rusia, Kuleba menjawab bahwa Rusia perlu "berhenti memainkan permainan kelaparan dengan orang-orang di seluruh dunia."
Inisiatif biji-bijian, yang ditengahi oleh Turki dan AS pada Juli 2022, telah memainkan peran penting dalam menstabilkan harga pangan di seluruh dunia di tengah lonjakan yang sebagian disebabkan oleh perang skala penuh Rusia melawan Ukraina.
Kuleba mengatakan bahwa dampak langsung dari penolakan Rusia untuk memperpanjang Kesepakatan Butir Laut Hitam pada 17 Juli akan terlihat pada kenaikan harga pangan.
Menyusul pengumuman Moskow bahwa mereka mengakhiri kesepakatan, Bloomberg melaporkan bahwa harga gandum naik 3% menjadi $6,8 per gantang.
Baca Juga
Menggemakan pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Kuleba mengatakan bahwa "tidak mungkin untuk sepenuhnya mengkompensasi blokade pelabuhan Ukraina dengan rute darat," dan oleh karena itu, "Rusia menggunakan kelaparan sebagai alat" melawan yang paling rentan.
Dalam pidato malamnya, Zelensky mengatakan bahwa "Makanan Ukraina adalah keamanan dasar bagi hampir 400 juta orang," dan kesepakatan itu memberikan stabilitas bagi 45 negara di seluruh dunia.
Enam puluh persen dari volume yang diekspor di bawah inisiatif pergi ke negara-negara Afrika dan Asia.
Zelensky mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa Ukraina, PBB, dan Turki dapat memastikan pengoperasian koridor pelayaran dalam format trilateral.