Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Silang Pendapat Soal Sentilan Surya Paloh ke Jokowi

Sentilan Surya Paloh tentang revolusi mental mendapat tanggapan dari PPP dan PDIP.
Presiden Joko Widodo dan Chairman Media Group Surya Paloh melakukan groundbreaking gedung Indonesia 1 di Kawasan Jl MH Thamrin Jakarta, Sabtu (23/5/2015)./Bisnis Indonesia-Akhirul Anwar
Presiden Joko Widodo dan Chairman Media Group Surya Paloh melakukan groundbreaking gedung Indonesia 1 di Kawasan Jl MH Thamrin Jakarta, Sabtu (23/5/2015)./Bisnis Indonesia-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh yang mengkritisi revolusi mental Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai polemik. Sejumlah partai pendukung Jokowi menanggapi 'serangan' dari Surya Paloh tersebut.

Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono meyakini Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh punya maksud baik saat menyindir capaian revolusi mental Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Meski dalam pidatonya Surya Paloh cukup menyindir visi Jokowi itu, namun Mardiono tetap anggap tujuannya untuk kepentingan Indonesia.

"Sudut-sudut pandang beda itu kan tentu, muaranya ya untuk Indonesia. Jadi, kalau saya sih memaklumi itu semua," ucap Mardiono di iNews Tower, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023).

Dia menjelaskan, Indonesia menjunjung kebebasan berpendapat. Oleh sebab itu, tak ada salahnya menyampaikan pendapat meski berada kritis.

"Karena kita di negara demokrasi, itu tentu antara satu dengan yang lain tentu akan memiliki sudut pandang yang berbeda," jelas Mardiono.

Di samping itu, mantan anggota Wantimpres ini juga yakin masyarakat sudah cerdas melihat dan mendengar pendapat para politisi. Masyarakat, lanjutnya, akan melihat realitas sebelum percaya pada suatu hal.

Sebelumnya, Surya Paloh mengatakan bahwa revolusi mental yang diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014 saat ini masih jauh dari kenyataan.

Hal itu disampaikan Surya pada pidato politiknya di acara Apel Siaga Perubahan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). Pada pidatonya, dia menyebut bahwa gerakan perubahan yang diusung Jokowi sembilan tahun lalu sama dengan yang diusung oleh Nasdem. 

Nilai perubahan yang dimaksud yakni Revolusi Mental. Menurut Surya, gagasan itu sejalan dan senafas dengan apa yang dikedepankan Nasdem. Seperti diketahui, saat itu Nasdem merupakan salah satu partai pengusung Jokowi-Jusuf Kalla. 

"Itulah ketika pada 2014 Pemilu dengan seluruh kekuatan, harapan, dan energi kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu untuk menjadi Presiden. Kita berikan dukungan secara totalitas," terang Surya.

PDIP Sindir Balik Surya Paloh

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyindir balik Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang sebut program revolusi mental Presiden Joko Widodo belum berhasil.

Hasto mengungkapkan, salah satu alasan program revolusi mental belum maksimal karena memang ada yang coba menyalahgunakan kekuasaan lewat Jaksa Agung.

"Dari evaluasi yang dilakukan, salah satu aspek revolusi mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahkan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasannya," ungkap Hasto di iNews Tower, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023) malam.

Oleh sebab itu, dia mengingatkan ke Surya Paloh apabila memang menyampaikan suatu pesan ke publik sebaiknya introspeksi diri terlebih dahulu.

"Sebelum menyampaikan kepada publik, melakukan auto kritik terlebih dahulu, melihat ke dalam, dan itulah yang biasa dilakukan oleh PDI Perjuangan," jelas Hasto.

Dia mengatakan sebenarnya tak ingin mencampuri urusan partai lain. Meski demikian, jika partai itu sudah menyenggol Presiden Jokowi maka akan diladeni PDIP.

"Ya sebaiknya daripada memercik air didulang ke muka sendiri, ya lebih baik kalau menyampaikan ke kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif," ucapnya.

Sebagai informasi, pada 2014 hingga 2019, kursi jabatan Jaksa Agung duduki oleh mantan kader Partai NasDem Muhammad Prasetyo. Penunjukkan Prasetyo sempat dikritik karena dinilai sebagai titipan partai.

Adapun, Surya Paloh mengatakan bahwa revolusi mental yang diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014 saat ini masih jauh dari kenyataan.

Hal itu disampaikan Surya pada pidato politiknya di acara Apel Siaga Perubahan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). Pada pidatonya, dia menyebut bahwa gerakan perubahan yang diusung Jokowi sembilan tahun lalu sama dengan yang diusung oleh Nasdem. 

Nilai perubahan yang dimaksud yakni Revolusi Mental. Menurut Surya, gagasan itu sejalan dan senafas dengan apa yang dikedepankan Nasdem. Seperti diketahui, saat itu Nasdem merupakan salah satu partai pengusung Jokowi-Jusuf Kalla. 

"Itulah ketika pada 2014 Pemilu dengan seluruh kekuatan, harapan, dan energi kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu untuk menjadi Presiden. Kita berikan dukungan secara totalitas," terang Surya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper